Mohon tunggu...
OON SARWONO
OON SARWONO Mohon Tunggu... Akuntan - Magister Akuntansi - Universitas Mercu Buana - 55522120019 - Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Akun ini dibuat untuk keperluan mengerjakan Tugas kuliah Dosen: Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak - Pajak International - Pemeriksaan Pajak (Universitas Mercu Buana, Maksi 2024)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kuis 5 - Pemeriksaan Pajak - Diskursus Struktur Fabula dan Plot Kebijakan Pemeriksaan - Prof. Apollo

3 Mei 2024   00:10 Diperbarui: 3 Mei 2024   00:33 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemeriksaan pajak merupakan salah satu bagian penting dalam sistem perpajakan di Indonesia. Melalui pemeriksaan pajak, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dapat memastikan kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam menjalankan tugasnya, DJP telah menerbitkan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-15/PJ/2018 yang mengatur tentang kebijakan dan pelaksanaan pemeriksaan pajak.

Pemahaman yang mendalam tentang struktur fabula dan plot dalam pemeriksaan pajak sangat diperlukan, baik bagi Wajib Pajak maupun bagi petugas pemeriksa pajak. Struktur fabula dan plot dapat membantu mengidentifikasi alur cerita dan logika yang mendasari suatu pemeriksaan pajak, sehingga proses pemeriksaan dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Melalui pemahaman tersebut, diharapkan pihak-pihak terkait dapat memetakan dan menjalankan kebijakan pemeriksaan pajak dengan lebih baik.

Apa itu struktur fabula?

Struktur fabula adalah urutan peristiwa atau kejadian yang terjadi dalam suatu cerita. Fabula mengacu pada rangkaian logis dan kronologis dari aksi-aksi atau kejadian-kejadian yang dilakukan oleh para tokoh dalam sebuah narasi. Struktur fabula terdiri dari elemen-elemen dasar seperti pengenalan tokoh, permasalahan yang muncul, klimaks, dan penyelesaian. Elemen-elemen ini disusun secara sistematis untuk membentuk alur cerita yang utuh dan dapat dipahami oleh pembaca atau penonton.

Dalam konteks pemeriksaan pajak, struktur fabula dapat dianalogikan dengan urutan tindakan yang dilakukan oleh pemeriksa pajak dalam melaksanakan tugasnya. Mulai dari identifikasi Wajib Pajak, pengumpulan bukti, analisis data, hingga penarikan kesimpulan dan pemberian hasil pemeriksaan. Setiap tahapan ini disusun secara logis dan sistematis untuk menghasilkan suatu pemeriksaan yang komprehensif dan dapat dipertanggungjawabkan.

Pemahaman yang baik mengenai struktur fabula dapat membantu pemeriksa pajak dalam menyusun alur pemeriksaan yang efektif dan efisien. Selain itu, pemahaman ini juga dapat membantu Wajib Pajak dalam mempersiapkan diri dan memahami proses pemeriksaan yang sedang berlangsung.

Apa itu struktur plot?

Struktur plot adalah cara pengarang menyusun dan mengembangkan rangkaian peristiwa dalam sebuah cerita untuk mencapai efek tertentu. Berbeda dengan struktur fabula yang berfokus pada urutan kronologis kejadian, struktur plot lebih memperhatikan bagaimana peristiwa-peristiwa tersebut disusun dan dirangkai untuk menciptakan ketegangan, konflik, serta klimaks dan penyelesaian yang menarik bagi pembaca. Struktur plot dapat meliputi elemen-elemen seperti pengenalan, komplikasi, klimaks, dan resolusi.

Dalam konteks pemeriksaan pajak, struktur plot dapat dianalogikan dengan bagaimana pemeriksa pajak menyusun dan mengembangkan alur pemeriksaan untuk mencapai tujuan tertentu. Misalnya, pada tahap pengenalan, pemeriksa akan mengumpulkan informasi awal mengenai Wajib Pajak yang akan diperiksa. Pada tahap komplikasi, pemeriksa akan mengidentifikasi masalah-masalah yang ditemukan dalam pemeriksaan, seperti ketidaksesuaian pelaporan, indikasi penggelapan pajak, atau transaksi yang mencurigakan. Tahap klimaks dapat terjadi ketika pemeriksa menemukan bukti-bukti kuat atas pelanggaran yang dilakukan Wajib Pajak. Pada akhirnya, tahap resolusi akan tercapai ketika pemeriksa memberikan hasil pemeriksaan dan rekomendasi tindak lanjut yang harus dilakukan oleh Wajib Pajak.

Pemahaman yang baik mengenai struktur plot dapat membantu pemeriksa pajak dalam menyusun strategi pemeriksaan yang lebih efektif dan efisien, dengan memperhatikan alur cerita dan ketegangan yang akan dibangun selama proses pemeriksaan. Di sisi lain, Wajib Pajak juga dapat memahami proses pemeriksaan dengan lebih baik jika mengerti struktur plot yang digunakan oleh pemeriksa pajak.

Kebijakan pemeriksaan pajak sesuai SE-15/PJ/2018

Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-15/PJ/2018 merupakan pedoman resmi yang mengatur tentang kebijakan dan pelaksanaan pemeriksaan pajak di Indonesia. Surat edaran ini diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) sebagai upaya untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pemeriksaan pajak, serta menjamin keadilan dan transparansi dalam penerapannya.

Dalam SE-15/PJ/2018, DJP menetapkan berbagai aturan dan ketentuan yang harus dipatuhi oleh pemeriksa pajak dalam melakukan tugasnya. Mulai dari ruang lingkup pemeriksaan, prosedur pemeriksaan, hak dan kewajiban Wajib Pajak, hingga tata cara penerbitan Surat Ketetapan Pajak. Aturan-aturan ini dirancang dengan tujuan untuk memastikan pemeriksaan pajak dilakukan secara profesional, komprehensif, dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Selain itu, surat edaran ini juga mengatur mengenai pembagian tugas dan tanggung jawab antara pemeriksa pajak di tingkat pusat maupun daerah. Hal ini bertujuan untuk menstandarisasi proses pemeriksaan dan menjamin konsistensi penerapannya di seluruh wilayah Indonesia. Dengan adanya SE-15/PJ/2018, diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak, sekaligus memperkuat upaya pemberantasan penghindaran dan penggelapan pajak.

Definisi dan Tujuan Pemeriksaan Pajak

Pemeriksaan pajak merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) untuk mengumpulkan dan menganalisis data serta informasi terkait kewajiban perpajakan Wajib Pajak. Tujuan utama dari pemeriksaan pajak adalah untuk memastikan bahwa Wajib Pajak telah melaksanakan kewajiban perpajakannya secara benar dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

1. Definisi Pemeriksaan Pajak: Pemeriksaan pajak adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, mengolah data dan/atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

2. Tujuan Pemeriksaan Pajak: 1) Menguji kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya, 2) Mendeteksi adanya potensi pajak yang belum dilaporkan atau dibayarkan oleh Wajib Pajak, 3) Menghasilkan data dan informasi yang akurat untuk mendukung kebijakan perpajakan, 4) Memberikan edukasi dan pembinaan kepada Wajib Pajak agar memenuhi kewajiban pajak dengan benar.

3. Manfaat Pemeriksaan Pajak: 1) Meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak, 2) Mengoptimalkan penerimaan pajak, 3) Mendorong transparansi dan akuntabilitas dalam sistem perpajakan, 4) Memberikan data dan informasi yang berguna untuk pengambilan kebijakan.

Pentingnya Pemeriksaan Pajak

Pemeriksaan pajak merupakan komponen vital dalam sistem perpajakan Indonesia yang memiliki peranan sangat penting. Berikut adalah beberapa alasan mengapa pemeriksaan pajak sangat diperlukan:

1. Memastikan Kepatuhan Wajib Pajak: Melalui pemeriksaan, DJP dapat memastikan bahwa Wajib Pajak telah memenuhi semua kewajiban perpajakannya dengan benar, mulai dari melaporkan penghasilan, menghitung pajak terutang, dan melakukan pembayaran secara tepat waktu. Hal ini mendorong terciptanya budaya patuh pajak di masyarakat.

2. Mengoptimalkan Penerimaan Negara: Pemeriksaan pajak dapat mengungkap potensi pajak yang belum dilaporkan atau dibayarkan oleh Wajib Pajak. Hasil pemeriksaan ini akan meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak, yang kemudian dapat digunakan untuk membiayai program-program pembangunan dan kesejahteraan rakyat.

3. Mencegah Penggelapan Pajak: Pemeriksaan yang ketat dan komprehensif dapat mendeteksi adanya praktik penghindaran atau penggelapan pajak yang dilakukan oleh Wajib Pajak. Dengan demikian, pemeriksaan menjadi alat pencegahan yang efektif dalam memberantas praktik-praktik ilegal tersebut.

4. Memperkuat Transparansi dan Akuntabilitas: Proses pemeriksaan pajak yang dilakukan secara profesional, adil, dan transparan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap sistem perpajakan. Hal ini menciptakan keadilan dan kepastian hukum dalam bidang perpajakan.

5. Mendukung Kebijakan Perpajakan: Data dan informasi yang dihasilkan dari pemeriksaan pajak sangat bermanfaat bagi DJP dalam menyusun kebijakan-kebijakan perpajakan yang lebih efektif dan sesuai dengan kondisi terkini. Hal ini dapat meningkatkan efektivitas sistem perpajakan secara keseluruhan.

Keterkaitan Struktur Fabula dan Plot dengan Pemeriksaan Pajak

Fabula dalam Pemeriksaan Pajak

Struktur fabula dalam konteks pemeriksaan pajak dapat dilihat sebagai urutan logis dan sistematis dari tindakan-tindakan yang dilakukan oleh pemeriksa pajak. Mulai dari identifikasi Wajib Pajak yang akan diperiksa, pengumpulan data dan informasi, analisis bukti-bukti, hingga penarikan kesimpulan dan penerbitan hasil pemeriksaan. Setiap tahapan ini disusun secara kronologis untuk menghasilkan suatu pemeriksaan yang komprehensif dan dapat dipertanggungjawabkan.

Pemahaman yang baik mengenai struktur fabula dapat membantu pemeriksa pajak dalam merancang alur pemeriksaan yang efektif dan efisien. Pemeriksa dapat memetakan tahapan-tahapan kunci, mengalokasikan sumber daya dengan tepat, serta memastikan tidak ada celah yang terlewatkan dalam proses pemeriksaan.

Plot dalam Pemeriksaan Pajak

Di sisi lain, struktur plot dalam pemeriksaan pajak dapat dianalogikan dengan bagaimana pemeriksa pajak menyusun dan mengembangkan alur pemeriksaan untuk mencapai tujuan tertentu. Pada tahap pengenalan, pemeriksa akan mengumpulkan informasi awal mengenai profil dan riwayat Wajib Pajak yang akan diperiksa. Tahap komplikasi dapat terjadi ketika pemeriksa menemukan masalah-masalah atau indikasi pelanggaran yang ditemukan selama pemeriksaan.

Saat pemeriksa berhasil mengumpulkan bukti-bukti kuat atas pelanggaran yang dilakukan Wajib Pajak, maka tahap klimaks akan tercapai. Pada akhirnya, tahap resolusi akan terjadi ketika pemeriksa memberikan hasil pemeriksaan dan rekomendasi tindak lanjut yang harus dilakukan oleh Wajib Pajak.

Sinergi Fabula dan Plot

Pemahaman yang baik mengenai struktur fabula dan plot dalam pemeriksaan pajak dapat memberikan manfaat bagi kedua belah pihak, baik pemeriksa pajak maupun Wajib Pajak. Bagi pemeriksa, pemahaman ini dapat membantu dalam menyusun strategi pemeriksaan yang lebih efektif dan efisien, dengan memperhatikan alur cerita dan ketegangan yang akan dibangun selama proses pemeriksaan.

Di sisi lain, Wajib Pajak juga dapat memahami proses pemeriksaan dengan lebih baik jika mengerti struktur fabula dan plot yang digunakan oleh pemeriksa pajak. Hal ini dapat membantu Wajib Pajak dalam mempersiapkan diri, memahami hak dan kewajibannya, serta berpartisipasi secara aktif dalam proses pemeriksaan.

Contoh Penerapan Struktur Fabula dan Plot dalam Pemeriksaan Pajak

Untuk memahami bagaimana struktur fabula dan plot diterapkan dalam praktik pemeriksaan pajak, mari kita lihat contoh kasus berikut. Seorang pemeriksa pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama diberikan tugas untuk melakukan pemeriksaan mendadak atas Tuan Budi, seorang pengusaha kecil yang bergerak di bidang perdagangan bahan bangunan.

Pada tahap fabula, pemeriksa pajak memulai dengan mengidentifikasi profil Tuan Budi, riwayat pelaporan pajaknya, serta potensi pelanggaran yang mungkin dilakukan. Setelah itu, pemeriksa mengumpulkan data dan informasi terkait transaksi bisnis Tuan Budi selama tiga tahun terakhir. Melalui analisis mendalam, pemeriksa menemukan adanya selisih yang signifikan antara omzet yang dilaporkan dengan data pembukuan Tuan Budi.

Pada tahap plot, pemeriksa kemudian menyusun strategi pemeriksaan untuk mengungkap permasalahan tersebut. Pemeriksa melakukan wawancara intensif dengan Tuan Budi dan mengumpulkan bukti-bukti transaksi yang mencurigakan. Setelah menemukan cukup bukti, pemeriksa mencapai klimaks dengan menyampaikan hasil temuan yang mengindikasikan Tuan Budi telah melakukan penggelapan pajak. Pada akhirnya, pemeriksa mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) sebagai resolusi dari proses pemeriksaan tersebut.

Contoh ini menunjukkan bagaimana struktur fabula dan plot dapat diterapkan secara efektif dalam pemeriksaan pajak. Pemahaman yang baik atas kedua konsep ini dapat membantu pemeriksa pajak dalam merancang alur pemeriksaan yang sistematis, meningkatkan efektivitas temuan, serta mendorong kepatuhan Wajib Pajak.

Kesimpulan

Struktur Fabula dan Plot Menunjang Efektivitas Pemeriksaan Pajak

Pemahaman yang mendalam tentang struktur fabula dan plot dapat membantu pemeriksa pajak dalam merancang alur pemeriksaan yang sistematis dan efektif. Fabula memandu urutan logis tindakan pemeriksaan, sementara plot membantu membangun ketegangan dan mencapai kesimpulan yang meyakinkan. Kolaborasi antara kedua konsep ini dapat meningkatkan kualitas dan dampak pemeriksaan pajak.

Integrasi Fabula dan Plot Demi Penerimaan Pajak Optimal

Dengan menerapkan struktur fabula dan plot secara efektif, pemeriksaan pajak dapat mengungkap potensi penerimaan pajak yang belum tergali. Identifikasi masalah secara sistematis, pembangunan bukti yang kuat, dan penyelesaian yang adil dapat mendorong peningkatan kepatuhan Wajib Pajak dan optimalisasi penerimaan perpajakan. Hal ini sejalan dengan tujuan utama pemeriksaan pajak dalam mendukung pembangunan nasional.

Kepatuhan dan Transparansi Melalui Kolaborasi

Dengan memahami struktur fabula dan plot, Wajib Pajak dapat lebih memahami proses pemeriksaan dan berpartisipasi secara aktif. Hal ini mendorong terciptanya hubungan yang kolaboratif antara pemeriksa pajak dan Wajib Pajak, sehingga meningkatkan kepatuhan dan transparansi dalam sistem perpajakan. Pemahaman bersama atas alur pemeriksaan dapat mencegah konflik dan memfasilitasi solusi yang adil bagi kedua belah pihak.

Peningkatan Kualitas Pemeriksaan Menuju Sistem Perpajakan yang Lebih Baik

Secara keseluruhan, pemahaman dan penerapan struktur fabula dan plot dalam pemeriksaan pajak dapat meningkatkan kualitas proses pemeriksaan. Hal ini akan berdampak pada peningkatan keadilan, kepastian hukum, dan kepercayaan masyarakat terhadap sistem perpajakan di Indonesia. Upaya ini merupakan bagian penting dari reformasi perpajakan yang berkelanjutan, demi mewujudkan sistem perpajakan yang modern, efektif, dan berorientasi pada pelayanan prima.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun