Mohon tunggu...
Fajrin Nurilman
Fajrin Nurilman Mohon Tunggu... Guru - (Anime Lovers)

Favorit: -Anime -Manga -ID/EN/JP

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kartun Barat dan Anime Jepang: Perbedaan dan Sejarahnya

31 Oktober 2021   21:58 Diperbarui: 31 Oktober 2021   22:19 1811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Seperti yang kita tahu, animasi atau kartun dalam 10 tahun terakhir telah berkembang menjadi sebuah sebuah industri hiburan bagi kita semua. Ada 2 jenis animasi yang menguasai pasar hiburan dunia, yaitu Kartun (Eng: Cartoon) yang menjadi ciri khas animasi yang berasal dari Amerika Serikat, serta Anime (アニメ) yang berasal dari Negeri Sakura, Jepang.

Bagi saya, sebagai salah satu dari sekian juta peminat animasi khususnya Anime, antara kartun dan anime pada dasarnya adalah sama, yaitu gambar yang digerakkan (being animated) pada sebuah software komputer. Hasilnya, gambar tersebut seakan-akan hidup dan dapat berkomunikasi satu sama lain. Lalu di mana letak perbedaannya?

1. Penggambaran Karakter

Gambar di atas adalah salah satu karakter kartun bernama Homer dari serial "The Simpsons".

Karakter ini adalah satu karakter anime dan juga merupakan karakter favorit saya tentunya, Elaina dari Anime TV "Majo no Tabitabi (Wandering Witch: The Journey of Elaina)".

Dari sini saja terlihat, penggambaran karakter (yang sudah jadi, bukan proses) antara Kartun dan Anime terlihat jelas. Kartun biasanya memiliki bentuk kepala yang mungkin tidak masuk akal atau bahkan bentuk mulutnya cenderung menyatu dengan leher atau bahkan langsung dengan badan. Tapi untuk anime, ilustrator membuat karakter tersebut lebih mirip ke manusia pada umumnya. (yaa.. terkadang ada oversized di bagian tertentu). Penggambaran karakter pada anime jauh lebih detail dan realistis.

Apalagi dalam industri Anime Jepang ada yg dinamakan Moefikasi. Apa itu Moefikasi? Moefikasi adalah sebuah benda / hewan yang diubah menjadi bentuk manusia. Salah satu Moefikasi bisa dilihat di gambar di bawah ini.

Karakter ini bernama Chocola dari anime Nekopara. Dia adalah seekor kucing , lalu dimoefikasi menjadi seorang gadis bertelinga, dan berekor kucing, juga berperan sebagai Maid layaknya manusia.

(Note: Saya tidak merekomendasikan anime ini untuk anak-anak.)

Di kartun, sepertinya jarang atau mungkin tidak ada istilah moefikasi. yang ada hanya, mempersonifikasi sebuah benda tapi tidak mengubah bentuknya menjadi manusia.

2. Target Penonton.

Menurut mereka yang awam kartun itu cenderung dikatakan sebagai tontonan anak-anak. Memang ada beberapa ada tontonan kartun dan anime yang memilih penontonnya anak-anak. Seperti: Spongebob Squarepants, Tom & Jerry, Naruto, Barbie Princess, Zoids, Dragon Ball, dll.

Beberapa tontonan tersebut sebagian besar memang ditonton oleh anak-anak. Tapi tahukah kalian, bahwa sebagian judul yang saya sebutkan itu memiliki Fan Service,  Adult Joke ataupun Dark Joke di dalam cerita nya. Dan juga Rating umur nya dikatakan sebagai R13+. Jika pembaca mencari tahu lebih banyak judul kartun dan anime di dunia, sebagian besar targetnya adalah para Remaja yang artinya 'hanya untuk usia remaja'. Kalaupun ada anak-anak yang menonton perlu adanya Bimbingan Orangtua (BO).

Tapi tak sedikit juga kartun atau anime yang memiliki nilai-nilai pelajaran, baik akademik atau non-akademik. Menurut Sudjana dan Rifai, (dalam Anjayudin, 2014:9) “pengetahuan mengenai ini sangat membantu dalam memilih kartun-kartun untuk tujuan pembelajaran”, antara lain: 1) Pemakaiannya sesuai dengan tingkat pengalaman, artinya kartun hendaknya dimengerti oleh para siswa pada saat kartun digunakan; 2) Kesederhanaan, artinya kartun yang baik hanya berisi hal yang penting saja lambang yang digunakan jelas.

3.  Cerita.

Dari segi cerita, Kartun dan Anime saat ini sedang mengembangkan cerita-cerita Fantasy. Dengan demikian penonton lebih diperlihatkan pada hal-hal yang bisa saja di luar nalar manusia di dunia nyata, seperti Magic (Sihir), Robot Mecha, dan sebagainya. Bisa diartikan dalam 10 tahun terakhir hampir 70% animasi yang kita tonton sekarang berbau Fantasy, dengan Karakter Utama yang memiliki kekuatan Super atau sebaliknya 'from Zero to Hero'.

Walaupun begitu, masih ada beberapa kartun ataupun anime yang mengupas tentang kehidupan di masyarakat (Slice of Life). Contoh kartun bertipe ini adalah, The Simpsons. Di anime sendiri, sudah banyak anime bertema Slice of Life yang menggambarkan bagaimana kehidupan di masyarakat Jepang sendiri, baik di perkotaan maupun di Pedesaan. Salah satu contohnya adalah Non Non Biyori.

4. Istilah dan Sejarah

Tentu saja ini juga merupakan salah satu dari perbedaannya paling utama. Kata 'kartun' dipercaya berasal dari kata cartone dalam bahasa Italia yang berarti kertas besar. Kartun pertama kali digunakan pada abad keenam belas untuk lukisan fresco, teknik yang melibatkan penerapan pigmen pada dinding plester yang terbuat dari kapur basah.

Tapi, Penggunaan kartun pada film baru dimulai pada akhir abad ke-19. Praxinoscope, alat pemutar animasi paling kuno ditemukan pada 1877 oleh ilmuwan asal Prancis, Charles-Emile Reynaud. Ia juga dikenal sebagai kartunis pertama di dunia dalam sejarah gambar bergerak.

Awalnya, film kartun memakai teknik stop motion. Gambar strip dicetak di atas film, yang kemudian diproyeksikan perframe film ke dinding dengan kecepatan 24 frame perdetik. Teknik ini memakan waktu sangat lama, sebab para kartunis harus menggambar adegan satu persatu terlebih dahulu. Winsor McCay, bapak film kartun dunia, membutuhkan waktu lebih dari setahun untuk membuat film kartun berdurasi tak lebih dari lima menit. Perkembangan kartun dalam film semakin maju semenjak ditemukannya teknologi computer-generated imagery (CGI). Toy Story (1995) merupakan film kartun pertama yang mengaplikasikan teknologi CGI dalam pembuatannya.

Anime (bahasa Jepang: アニメ, [anime] ) adalah animasi dari Jepang yang digambar dengan tangan maupun menggunakan teknologi komputer. Kata anime merupakan singkatan dari "animation" dalam Bahasa Inggris, yang merujuk pada semua jenis animasi. Di luar Jepang, istilah ini digunakan secara spesifik untuk menyebutkan segala animasi yang diproduksi di Jepang. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa anime dapat diproduksi di luar Jepang.

Anime pertama kali dibuat pada tahun 1907 dengan durasi gambar bergerak (Katsudo Shashin) selama tiga detik saja, yang menampilkan sosok anak laki-laki memegang dan mengangkat topi sebagai tanda hormat. Sepuluh tahun setelahnya, pada tahun 1917 muncul sebuah karya animasi bisu dengan durasi lima menit oleh Oten Shimokawa melalui anime berjudul Imokawa Mukuzo Genkanban no Maki, berdurasi 5 menit dengan pengerjaan selama 6 bulan. Kemudian tahun 1927, Amerika Serikat hadir dengan film animasi bersuara, pun di tahun yang sama Jepang melakukan hal serupa. 

Dan sejak saat itu Jepang mulai serius dalam pengembangannya yang telah melahirkan banyak Voice Actor/Actress (Seiyū 声優) hingga saat ini seperti Hayami Saori, Takahashi Rie, Ayane Sakura, Nao Toyama, Sora Amamiya, dll.

Penutup

Dengan demikian, kita tahu bahwa Kartun Barat dan Anime Jepang memiliki kaitan erat jika kita lihat sejarahnya, namun memiliki perbedaan dalam segi cerita, karakterisasinya, juga target penonton. Satu hal yang pembaca, terutama kalangan orangtua, harus ketahui bahwa jangan sembarangan cap bahwa kartun itu identik dengan anak-anak, dan tetaplah mengawasi anak-anak dalam menonton kartun atau anime.

Sumber: 

Wikipedia

Tirto

CNN ID

Kreativv

Journal Swarnabhumi no. 1, Februari 2017.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun