"Lalu mengapa dengan situasi sekarang, masa pandemi ini Bapak Sam tidak menimbun kebutuhan pokok? Agar bisa menaikan harga karena barang hanya bapak yang punya?"
"Oh..tidak mungkin itu terjadi. Itu perlu dana yang sangat besar. Apalah saya ini," sahut Samudji ringan dengan nada yang berat.
"Kalau seandainya bapak Sam punya uang yang banyak? Apakah itu akan terjadi?"
Pertanyaan yang benar-benar mengorek isi hatinya. Si sales sudah berbusa-busa menceramahinya. Dia tidak mau mengolesinya dengan ketidakjujuran.
"Bisa jadi...," sahut Samudji pendek.
"Menimbun dan kemudian menentukan harga seenaknya?" kejar si sales mirip penyidik.
"Boleh jadi...," sahut Samudji lugu.
"Nah itulah sejatinya yang sedang terjadi di negeri kita. Bahwa hampir sebagian besar berkarakter dan bermental semirip itu. Bapak Sam tenang saja. Karena sepertinya saya juga akan begitu kalau ada di posisi itu..hehe..," ujarnya terdengar ringan.
"Trus sekarang bagaimana cara menangani itu semua. Cara melenyapkan mental saya yang ketahuan bobrok itu?" tanya Samudji serius mengaku.
"Bapak Sam tadi sempat bilang ada beberapa harga barang yang terjun bebas. Bapak tahu apa sebabnya?"
"Iya.. Saya tahu. Saya mendengar itu dari tivi. Pemerintah melakukan intervensi."