Mohon tunggu...
o n e t  b u r t o n®
o n e t b u r t o n® Mohon Tunggu... Wiraswasta - o l e h

Tukang Ojek. Tinggal di Denpasar Bali

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Covid dan Marhaen

3 Juni 2020   20:20 Diperbarui: 3 Juni 2020   20:29 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: pixabay.com

"Bagaimana kalau pemerintah masih mengimpor sayur?" cuit seorang warganet. 

"Jangan dibeli! Pakai sayur hasil sendiri!" sahut ibu Susi pendek dan tegas.

Sumber gambar: tangkap layar Twitter @susipudjiastuti
Sumber gambar: tangkap layar Twitter @susipudjiastuti
Sumber gambar: tangkap layar Twitter @susipudjiastuti
Sumber gambar: tangkap layar Twitter @susipudjiastuti
Cuplikan cuitan bersahutan itu tentu bukan sekedar cuitan ringan. Apalagi cuitan bercanda. Ada makna kuat yang mendasarinya.

Kalau saja pak Marhaen mendengarnya tentu dia akan tersenyum mengiyakan. Menyetujui usul ibu Susi dua ratus persen tanpa tedeng aling-aling.

Memenuhi kebutuhan dasar sebagai manusia adalah kekuatan utama dari pikiran Marhaen. Berupaya sekuat tenaga tidak tergantung pada orang lain. Tidak tergantung pada bangsa lain.

Dimulai dari diri sendiri. Intinya adalah bergerak. Bergerak yang mengutamakan hasil untuk pemenuhan kebutuhan dasar hidup. 

Bung Karno menjadikan Marhaen sebagai role model bangsanya adalah semata-mata agar di masa depan sanggup mandiri. Tidak tergantung kepada bangsa lain. Bahkan jikalau sanggup bertumbuh kembang, kenyataan sebaliknya tentu akan terjadi. 

Dalam pandangan ideologi, Marhaen  adalah borjuis kecil. Alat-alat produksi adalah milik sendiri. Tidak mempekerjakan orang lain. Tidak tunduk dengan seorang boss. Dia merdeka. Hasil yang diperolehnya adalah utuh miliknya. Tidak ada potongan satu sen pun oleh siapa pun. 

Lingkup yang lebih luas tentulah sebuah negara. Sebuah pemerintahan. Bukankah kita sudah merdeka sejak 1945?

Berarti satu aspek sudah dipenuhi dan diwariskan oleh para pendiri dan pejuang bangsa. Tinggal dua lainnya. Merdeka akan alat produksi di seluruh negeri. Dan merdeka dengan bekerja sendiri. Mempekerjakan anak negeri.

Kalau itu sampai terjadi maka tentu kebutuhan dasar rakyat terpenuhi. Tidak sampai mendatangkan dari luar. Apalagi hanya sekedar sayur. Seakan kita hidup di negeri yang kekurangan tempat menanam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun