Mewaspadai Risiko Lanjutan
Gejala potensi semakin merosotnya nilai tukar rupiah tampaknya akan mendorong gejolak ekonom dan politik nasional. Oleh karena itu, pemerintah dan elemen masyarakat yang memiliki otoritas harus terus memantau dan mewaspadai risiko berlanjutnya kecenderungan pelemahan nilai tukar rupiah yang dipicu oleh gejolak global maupun kondisi domestik.
Gejolak global yang dimaksud, yaitu dampak kenaikan suku bunga AS, perang dagang AS-Tiongkok, kenaikan harga minyak, dan eskalasi tensi geopolitik terhadap berlanjutnya arus keluar asing dari pasar Surat Berharga Negara (SBN) dan saham Indonesia.
Sebagai catatan penting yang harus menjadi atensi, rencana kenaikan suku bunga The Fed yang oleh sejumlah pelaku pasar diperkirakan akan lebih agresif.
Prediksi tersebut didasarkan pada perekonomian AS yang semakin membaik sehingga pelaku pasar memperkirakan The Fed kemungkinan masih akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak empat kali atau tiga kali lagi ke depan dan semakin memperburuk nilai tukar rupiah. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H