Mohon tunggu...
onenews sulsel
onenews sulsel Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menjelajahi Sulsel Tanpa Batas

Selanjutnya

Tutup

Financial

Melemahnya Nilai Tukar Rupiah dalam Perspektif Ekonomi Politik

6 September 2018   20:43 Diperbarui: 6 September 2018   20:45 1015
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini, sejumlah masyarakat Indonesia bertanya-tanya, mengapa nilai rupiah kita terus melemah dan terus merosot terhadap dolar Amerika Serikat (USD)? Bahkan, kini sudah melewati ambang batas psikologis yang menembus Rp 15.029 per USD, atau level terendah sejak krisis 1998, pada Selasa (4/9/18).

Untuk menjelaskan melemahnya nilai tukar rupiah, tidak hanya dapat dijawab dalam pendekatan ekonomi semata, apalagi hanya dalam konteks domestik. Tetapi, sesungguhnya dapat dikaji dalam perspektif ekonomi-politik global dan kepentingan strategis negara-negara besar.

Memahami Ekonomi-Politik Global

Dinamika ekonomi-politik global hari ini menjadi atensi dan digandrungi oleh para peneliti strategi karena pendekatan ini sangat peduli dengan cara memainkan instrumen kekuatan politik (negara, lembaga, individu) dalam membentuk sistem interaksi ekonomi dan efek yang yang ditimbulkannya, termasuk dalam kekuatan pasar kolektif dan individu baik secara internal maupun eksternal terhadap struktur politik. 

Melemahnya rupiah tidak terlepas dari isu 'ketergantungan' secara ekonomi dan seputar isu globalisasi. Dalam konteks ekonomi-politik, kini dapat dilihat dari studi kasus 'perang dagang' antara AS dan Tiongkok.

Perang dagang kedua negara itu, pada dasarnya, memberi dampak dan sangat berisiko pada perekonomian global, termasuk Indonesia. Di tingkat global, perang dagang ini pun dapat memicu pelemahan ekonomi dunia.

Esensi ekonomi-politik global dapat dipahami dalam lingkup perdagangan internasional (khususnya politik kesepakatan dagang dan hasil kesepakatan dagang), pembangunan internasional (kemiskinan dan peran lembaga dalam pembangunan), keuangan internasional, pasar global, risiko politik, kerja sama antarnegara dalam penyelesaian masalah ekonomi lintas perbatasan, dan keseimbangan kekuasaan struktural antarnegara dan antarlembaga yang saling terkait secara rumit.

npr.org
npr.org
Kekuasaan Ekonomi-Politik AS

Sejak kepemimpinan politik Presiden Donald Trump, sejumlah kebijakan AS mengalami perubahan besar, mulai dari kebijakan ekonomi-perpajakan hingga pada strategi politik mengenai masalah keamanan nasional yang melingkupi isu perbatasan AS dan kawasan Asia Tenggara, serta adanya isu negosiasi ulang atas Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara.

Dari kekuasaan politik Trump ini, tampaknya membawa perubahan positif bagi pasar saham AS yang mencapai rekor tertinggi dan ekonominya tumbuh lebih dari 4% karena diperkuat kebijakan pemotongan pajak yang disahkan oleh Kongres tahun lalu, termasuk adanya pemangkasan kebijakan-kebijakan yang telah dirintis oleh Presiden Obama.

Kini, strata ekonomi AS melambung tinggi dan berada di tingkat yang sangat kuat dibandingkan dengan negara-negara lainnya yang tergolong dalam lingkar ekonomi terbesar di dunia. Selain itu, The Federal Reserve AS juga mulai menaikkan tingkat suku bunga, setelah satu dekade tetap menjaga agar diterapkan serendah mungkin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun