Keluarga dengan lima orang di dalamnya jika dirata-rata mungkin akan menghabiskan sekitar 20 kg beras sampai 25 kg beras. Jika ada yang lebih mungkin tidak sampai 30 kg.
Ada tambahan pula anggaran untuk sayuran, bumbu, cuci mencuci, kamar mandi, listrik, air, biaya bulanan kebersihan dan keamanan, angsuran, dan berbagai dana yang dialokasikan rutin bulanan. Sekalian untuk jaga-jaga meskipun jumlahnya sedikit. Memang sudah tidak ada lagi untuk jaga-jaga.
Semua di tata sedemikian rapi, minggu pertama harus sesuai anggaran. Minggu kedua, ketiga dan sampai akhir bulan harus pas. Syukur kalau masih bisa menabung. Namun, kalau hanya gaji bulanan mana tahan? Tentunya sulit untuk menabung.
Jika tidak bisa menabung, maka solusinya adalah mencari tambahan dari penghasilan lainnya. Salah satunya dengan jualan takjil di bulan Ramadan seperti kali ini. Sebab apa yang dibutuhkan orang saat puasa jika bukan takjil? Apalagi jika malas memasak sendiri.
1. Cita rasa enak, pengolahan bersih, penyajian sehat dan menarik
Cita rasa adalah kunci utama. Bagaimana kuliner bisa laku dan dicari? Kuncinya ada di cita rasa. Jika nikmat dan rasa yang pas di lidah sudah menjadi acuan pembeli, maka mereka akan terus mencari (mengulang) dan mengingatnya.Â
Cita rasa yang enak bisa dilahirkan dari berbagai uji coba dan boleh dicicipi oleh banyak orang, misalnya tetangga terdekat. Jika semua orang menyatakan rasanya enak, maka tak ayal ketika dijual pun akan sama penilaiannya.
Selain enak rasanya, kita juga harus jujur dalam mengolah makanan dan minuman. Bahan yang bersih serta sehat harus diracik dan disiapkan secara bersih dan sehat pula.Â
Jangan sampai menjadi penjual yang tidak jujur. Meski pembeli tidak tahu proses pengolahan (memasak) tapi, sebagai produsen kita harus jujur. Jangan sampai memasak di dapur yang jorok, lantai yang lembab, serta dekat bau-bau tajam yang merusak cita rasa makanan itu sendiri.
Pikirkan juga bahwa pembeli akan menikmati masakan kita, sehingga jika mereka sehat, tidak sakit perut atau keracunan, maka satu poin berharga akan menjadi nilai atas jerih payah kita. Bukankah proses tak pernah membohongi hasil?