Sontak Ketua Monyet langsung mengobarkan berita, bahwa virus berbahaya telah masuk ke kebun binatang, semua diminta untuk jaga jarak. Tak boleh ada yang keluar kandang maupun coba-coba minta tolong Gajah untuk melemparkan diri dengan bantuan belalai. "Pokoknya ini kondisi mencemaskan" pungkas Ketua Monyet.
ESOK HARI YANG SUNYI
Benar saja, akhirnya Buaya air tawar pun tak mampu menahan perihnya lambung. Mungkin asam lambungnya terlalu tinggi, sehingga terluka. Ia tak mampu merayap ke kolam. Akhirnya lemas dan mati saat berjemur. Beberapa Buaya air tawar lainnya tak berani menangis. Mereka sangat menjaga pesan sang ketua bahwa "Airmata buaya harus dapat dipercaya."
Di saat beberapa hewan menemui ajalnya, Ketua Monyet malah mengambilalih kekuasaan. Ia memproklamirkan diri sebagai pengganti raja kebun binatang. Tak ada gegap gempita, tak ada sorak sorai dan tak ada nada protes maupun perlawanan yang berarti. Sebab hewan-hewan sudah lemas akibat kelaparan. Beberapa mulai lemas, pingsan dan kejang-kejang. Banyak hewan yang terlihat menonjol tulangnya. Sebentar lagi tanpa memesan melalui aplikasi online, ajal akan datang sendiri, tepat di lokasi. (Ajal ya, bukan Ojol).
seperti biasa, petugas jaga selalu datang terlambat, mereka bergerombol dan saling berbisik "Kasihan hewan-hewan disini, bukan mati karena virus berbahaya tapi, karena mati kelaparan. Selama tutup pandemi virus, tak ada tiket yang terjual. Darimana kami memberi makan-makan seluruh hewan disini?."
Esok hari yang sunyi, sebuah headline koran memuat berita "TAK ADA PEMASUKAN SELAMA SEBULAN, KEBUN BINATANG BARUKARTA TERANCAM GULUNG TIKAR"
SINGOSARI, 27 April 2020
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI