Diantara kandang Jerapah dan Gajah, ada kandang Bison. Mereka telah melaporkan pengamatan yang dilakukan selama satu bulan ini, bahwa petugas jaga sering absen. Bahkan dalam sehari yang masuk hanya satu atau dua orang saja. Padahal ini bukan hari libur. Sebab kebun binatang justru ramai saat hari Minggu atau liburan sekolah. Karena petugas jaga sering absen, maka Bison sering kelaparan. Nampak tulang belulangnya mulai menonjol. Kepalanya menunduk, Â lehernya sudah tak kuat menyangga.
Berbeda dengan hewan-hewan lainnya, di deretan poros tengah kebun binatang ada koloni Babi, Monyet, Tapir dan Zebra yang sudah bersepakat, bahwa penyebab sepinya kebun binatang adalah gara-gara kematian beberapa Panda. Ada sekitar sepuluh Panda yang diketahui telah dibawa keluar kandang dengan kondisi sudah tak bernyawa.
Selain Panda, ada pula Beruang, Buaya, Kuda, Sapi dan Unta yang juga mati. Tubuh mereka sangat kurus. Kematian mereka diawali dengan lemas, kejang-kejang dan tak bergerak lagi sampai lalat berdatangan. Baunya sangat menusuk hidung. Sudah begitu, petugas jaga selalu datang terlambat mengurusi bangkai hewan-hewan itu.
DUA JAM KEMUDIAN
Setelah benar-benar hilang kantuknya, Singa brewok mengumumkan kepada seluruh penghuni kebun binatang, bahwa pagi ini akan diadakan rapat terbatas membahas kejadian yang menimpa beberapa hewan serta sepinya kebun binatang.
Seluruh ketua koloni berbagai kandang mulai berjaga-jaga mengikuti rapat terbatas itu. Tepat pukul sembilan pagi, rapat terbatas dimulai. Singa brewok melompat naik ke dahan sebuah pohon buatan dari beton. Ia terus memanjat sampai puncak. Ada panggung kecil tempat ia berdiri, tingginya lima puluh meter. Nampaklah seluruh isi kebun binatang
"Saudara-saudaraku sekalian, baru saja petugas jaga memberiku daging untuk makan pagi. Aku terpaksa mengaum dengan keras serta menendang kawat kandang hingga terjadi ketakutan pada petugas jaga. Intinya mereka tak berani lagi memberi makan seorang diri. Ada petugas jaga lainnya yang menemani. Seorang bertubuh kerempeng, yang tak berdaging"Â kata Singa brewok mengawali pembukaan.
"Sempat saya dengar bahwa petugas jaga sedang menceritakan sebuah pandemi virus. Orang-orang dihimbau untuk tetap tinggal di rumah saja. Akses kota Barukarta ditutup. Orang tak bisa keluar kota, dan sebaliknya yang dari luar kota juga tak boleh masuk."
Nampak monyet mulai gusar. Singa brewok terlalu bertele-tele, ia ingin segera tahu sebab-sebab kematian beberapa hewan selama sebulan ini. Ketua Monyet terus berlompatan, menggaruk-garuk bokongnya dan meringis ke arah Singa brewok.
Di panggung pucuk pohon, Singa brewok melanjutkan pidatonya, lebih tepatnya auman narasi rapat. Beberapa kali ia berdehem sebelum melanjutkan materi rapat.
"Ya, aku tahu kalian gelisah. Jangan khawatir, kita tidak pernah kemana-mana. Sesuai saran petugas jaga kita sudah di-lockdown. Bahkan bertahun-tahun lamanya kita terkunci dalam kandang. Hal ini pertanda bahwa kita pada posisi aman. Kita tidak menularkan dan tidak tertular virus yang berbahaya itu. Namun begitu, kata petugas jaga kita juga harus jaga jarak, kurangi kawin atau mencari kutu"