Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Palembang Pilihan

Kenapa Menentang Renovasi Jembatan Ampera?

26 Februari 2024   13:11 Diperbarui: 26 Februari 2024   13:11 603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bangunan kedua, adalah Monpera. Ini Monumen Perjuangan Rakyat yang dialihfungsikan menjadi museum dan letaknya tak jauh dari Ampera. Jika ke bagian atapnya, maka pengunjung dapat melihat Palembang dari ketinggian. Sayangnya, museum ini jam bukanya terbatas. Hanya sampai sore dan juga bagian atap itu tidak didesain untuk sepenuhnya menikmati panorama. Ada pagar tinggi yang "mengganggu" pemandangan walau saya paham tujuannya untuk keamanan.

Menara masjid Agung juga tinggi. Tapi gak bisa dinaiki sembarangan orang. Dokpri.
Menara masjid Agung juga tinggi. Tapi gak bisa dinaiki sembarangan orang. Dokpri.

Bangunan tinggi lainnya adalah Menara Ledeng yang sekarang dialihfungsikan sebagai Kantor Walikota. Lalu ada pula minaret Masjid Agung, tapi kedua bangunan ini aksesnya tertutup untuk umum. Sehingga, tidak ada lagi opsi masyarakat yang ingin menikmati Palembang dengan cara yang berbeda.

Andai Ada Bianglala di Pinggiran Musi

Saya kebetulan pernah berkesempatan mendatang tiga kota besar London, Singapura dan Bangkok yang secara karakteristik nggak jauh beda dengan Palembang. Apalagi London dan Bangkok di mana kedua kota ini sama-sama dibelah oleh sungai besar sehingga ya, kotanya flat dan nggak ada kawasan ketinggian yang masif.

Asyiknya, sebagai ibukota, banyak sekali bangunan tinggi di sana bak kota Jakarta. Ada banyak opsi untuk melihat pemandangan dari ketinggian. Walau sebagian besar gedung dengan akses terbatas (karena merupakan kantor atau hotel), tapi ketiga kota ini punya bianglala yang dapat diakses oleh masyarakat umum karena ditujukan emang untuk kepentingan wisata.

London Eye di pinggir Sungai Themes. Dokpri.
London Eye di pinggir Sungai Themes. Dokpri.

Singapore Flyer dilihat dari Marina Barrage. Dokpri.
Singapore Flyer dilihat dari Marina Barrage. Dokpri.

Nggak jauh dari Big Ben ada London Eye. Di sekitaran Asiatique Bangkok ada Asiatique Sky. Di Singapura pun ada Singapore Flyer yang memungkinkan wisatawan diajak untuk melihat pemandangan kota dari ketinggian.

Sebetulnya, saya pribadi pernah beberapa kali dengar desas-desus di pinggiran Musi akan dibangun hotel bertingkat atau juga dibangun bianglala. Tapi sampai detik ini belum tampak realisasinya.

Saat perayaan Cap Go Meh di Pulau Kemaro, saya sempat menyaksikan adanya bianglala di sana. Sayangnya, itu letaknya jauh dari pusat kota dan sifatnya musiman. Baru-baru ini di salah satu komplek perumahan dibangun juga bianglala berukuran besar, tapi letaknya jauh banget dari sungai musi.

Jadi, sampai sekarang belom ada opsi untuk masyarakat dapat menikmati ketinggian di kota Palembang, hingga baru-baru ini, Jembatan Ampera direnovasi dan bagian atas menaranya direncanakan akan dibuka untuk umum....

Renovasi yang Menuai Kontroversi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Palembang Selengkapnya
Lihat Palembang Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun