Setelah selesai, saya bergegas naik ke lantai 2. Saya menyerahkan berkas ke loket pendaftaran. Sudah ada petugas saat itu, namun mereka masih bersiap-siap. Semua berkas yang diletakkan di konter pendaftaran baru diambil tepat pukul 08:22. Tapi ya maklum sebab jam layanan baru buka di jam 08:30.
Saya yang tadinya berada di ruang tunggu bersama 4 orang lain kemudian mulai merasakan ruangan semakin penuh. Kursi tunggu hampir tak tersisa. Butuh waktu 33 menit bagi saya untuk kemudian dipanggil dan menuju loket pembayaran di sisi paling kiri.
Terlihat ada QRIS di sana. Saya memang lebih suka melakukan pembayaran non tunai. Melihat QR Code saya lantas bertanya ke petugas.
“Bisa bayar pakai QRIS?”
“Bisa” jawab petugas.
Untuk perpanjangan STNK saya dikenakan biaya Rp.390.000. Dengan cepat saya bayar. Rupanya, petugas membutuhkan bukti pembayaran dengan cara ia akan memfoto bukti itu menggunakan ponselnya.
Sayangnya, saya sudah menutup aplikasi perbankan dan saat ia minta bukti itu saya butuh waktu lagi untuk membukanya. Petugas sepertinya agak kesal sehingga begitu ada kendala ketika memotret, petugas tak bisa menutupi decak kesalnya di hadapan saya. Oke, dia mungkin kesal karena ponselnya “bergerak” sehingga harus memotret lebih dari sekali. Ya, kombinasi deh ya, mungkin juga dia merasa saat saya membuka aplikasi mbanking itu terlalu lama (padahal kurang dari semenit).
“Oke ditunggu lagi!” ujarnya begitu pembayaran selesai.
Sayangnya, menunggu STNK dicetak, saya dan rombongan kembali harus menunggu lebih dari 30 menit. Pukul 09:35 baru saya mendapatkan STNK itu. Saya kasihan dengan ibu yang menunggu 1,5 jam lebih sedangkan prosesnya belum semuanya selesai.