Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

3 Cara Lindungi Diri dari Kejahatan Finansial Terutama Saat Ramadan

8 Mei 2019   12:07 Diperbarui: 8 Mei 2019   12:12 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompal (Kompasianer Palembang)

Di Palembang, ada satu anggapan yang muncul di bulan Ramadan. Yakni, meningkatnya tindak kejahatan. Saya tidak tahu apakah di kota kalian juga ada anggapan semacam itu, yang jelas, para orangtua di sini senantiasa mengingatkan, "awas hati-hati ya, ini musimnya maling, perampokan, pencurian, dsb."

Menurut analisis abal-abal saya hehe, keadaan ini dapat terjadi karena memang saat Ramadan kebutuhan seseorang semakin meningkat. Baik kebutuhan harian hingga persiapan lebaran. Walaupun, yeah, gak dapat dijadikan alasan untuk melakukan kejahatan juga, sih. Saya ingat, salah seorang sepupu saya pernah dirampok saat menuju ke pasar.

Sepupu saya ini emang bekerja sebagai pedagang di pasar Induk yang bukanya malam hingga pagi. Saat di perjalanan, dia dihadang beberapa orang yang membawa pedang. Motornya diambil walaupun tetap disyukuri dia sama sekali tak terluka.

Nah seiring perkembangan zaman, kejahatan pun kian berkembang. Tindak kejahatan konvensional semacam itu tetap saja ada. Namun, ada satu kejahatan lagi yang patut diwaspadai secara ekstra. Yakni, kejahatan finansial.

Masih ingat tidak cerita tentang teman saya yang ketipu belanja online? Saya sampai tulis sebanyak 2 seri di Kompasiana. Pertama di sini. Kedua di sini. Dan, barusan saya cek lagi ternyata korban dari penipuan ini masih banyak, loh. Mestinya sih ada yang berani melaporkan ke polisi, ya. Jika nggak, ya mau koar-koar di sosial media juga percuma.

Lantas, bagaimana caranya agar kita semua dapat terlindung dari tindakan kejahatan finansial ini? Aha, ini dia 5 hal yang harus kalian perhatikan.

SADARI BAHWA CARI DUIT ITU SUSAH

Hari gini gaes, cari uang itu susah. Jadi semakin susah nyari duit, semakin berhati-hatilah kita menggunakannya. Jangan pernah tergiur iming-iming hadiah atau belanja produk murah. Kenapa? Karena hari gini, modus seperti inilah yang paling banyak digunakan.

Saya ingat, kejadiannya juga di Ramadan sekitar 3 atau 4 tahun lalu saat anak pedagang yang berjualan di depan toko saya mendatangi dan meminta bantuan. "Kakak punya rekening bank?"

"Iya punya. Kenapa?"

"Bisa minta tolong transfer ke orang ini? Aku menang undian motor, tapi dia minta transfer biaya ongkos kirim."

Nyes, detik itu juga saya tahu dia tertipu. Saya panggil tante saya yang berjualan di toko sebelah, dan saya coba "menyadarkan" si Fulan ini bahwa tak perlu transfer jika memang mendapatkan hadiah.

"Tadi aku sudah transfer dari ATM, dia minta 2,5 juta. Di tabunganku cuma ada 1,8 juta. Jadi sisanya aku minta tolong transfer."

Tahu rasanya menyadarkan orang yang tengah dimabuk cinta? Nah, menyadarkan orang yang tengah dimabuk angan-angan juga ternyata sama susahnya. Berkali-kali saya dan tante coba meyakinkan bahwa ia ditipu. Berkali-kali juga ia denial. Hingga tiba di satu titik dia sadar dan semua sudah terlambat.

CEK & RICEK BERULANG KALI

Bagi generasi milenial, mungkin Cek & Ricek lebih dikenal sebagai salah satu acara gosip kali ya hehehe. Namun, sesuai namanya, cek & ricek ini adalah kegiatan untuk memastikan lagi apakah yang sedang kita hadapai itu benar atau tidak.

Sering terima SMS undian berhadiah? Pastilah ya. Sebenarnya, saya pribadi gak habis pikir jika masih ada orang yang bisa terkena jebakan undian palsu semacam itu. Faktanya, masih ada saja loh orang yang kena tipu. Bahkan, orang yang kena tipu ini adalah orang yang semestinya tidak dapat tertipu, misalnya saja anggota kepolisian.

Bagi yang pernah baca buku saya Jungkir Balik Dunia Bankir pasti ingat ada sebuah cerita di mana ada seorang polisi yang tertipu uang 15 juta rupiah dari iming-iming undian semacam ini. Mau lapor ke rekannya yang lain, si bapak ini keburu malu karena sudah tertipu. Duh kasihan.

Harus aware dengan berita masa kini. Toh udah banyak banget kejadian model begini, kan. Jadi ya mestinya sudah tahu dan dapat membentengi diri sendiri sih. Jika pun tidak, biasakan ceritakan segala sesuatu dengan teman dan tetangga.

Pegawai sepupu saya misalnya, berkali-kali nemu potongan cek dengan nominal fantastis di jalan. Dia nanya ke saya mengenai kebenaran cek tersebut. Maklum ya, pegawai lugu. Minimal banget, kalau dia ngehubungi orang yang ada di no telp di cek tersebut pulsanya terbuang percuma yekan.

Source image businessworld.in
Source image businessworld.in
KENALI JENIS KEJAHATAN FINANSIAL LAINNYA

Kejahatan finansial ini semakin canggih euy. Saya saja yang sudah sangat berhati-hati, masih tetap kena kejahatan ini. Ingat kan saya dulu pernah cerita di Kompasiana bahwa kartu kredit (CC) saya kebobolan? Nggak tanggung-tanggung, kebobolannya dipake di Kanada padahal saya aja belum pernah ke sana.

Nah, kejahatan cyber sekarang semakin banyak. Ada yang dikenal dengan nama skimming yakni pencurian data nasabah secara real time. Pernah dengar kasus kartu debit/kartu ATM kebobolan trus pemiliknya kehilangan uang? Itu dapat disebut skimming.

Lalu ada juga kejahatan phising. Ini sering kejadian di pengguna smartphone nih. Pelaku kejahatan phising ini dapat mengetahui kata sandi akun-akun penting kita, misalnya saja email, akun pembiayaan non tunai (Gojek, OVO) atau bahkan kata sandi internet atau mobile banking. Mengenai hal ini, saya lagi-lagi pernah kena, yakni saat saya mengklik link dari sebuah email yang nampak dikirim dari paypal padahal bukan. Begitu sadar itu link palsu, saya langsung lakukan pengamanan terhadap akun saya.

Hayolah, saya masih suka kok ngetweet receh atau liatin keributan netijen di Lambe Turah hehehe, tapi di sisi lain saya juga membekali diri saya dengan informasi-informasi yang berguna, termasuklah baca berita tentang tindakan kejahatan terutama kejahatan finansial.

So, itu dia yang harus diperhatikan. Bener loh, kita harus senantiasa berupaya memperkecil risiko terkena kejahatan finansial ini. Harus senantiasa berhati-hati dan jangan lupa berdoa agar dilindungi oleh Tuhan YME. Mending duitnya dipakai buat keperluan lebaran ketimbang dikasih ke penipu, bukan?

Kompal (Kompasianer Palembang)
Kompal (Kompasianer Palembang)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun