Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Merengkuh Berkah di (Malam-malam) Ramadan

10 Juni 2018   14:16 Diperbarui: 10 Juni 2018   14:34 1128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ngaji sambil nunggu waktu salat. Foto milik pribadi.

"Ramadan itu nggak kerasa, tahu-tahu udah lebaran aja," ujar saya ke seorang sepupu di hari pertama Ramadan.

And look, benar saja, kurang dari seminggu kita semua akan merayakan Idul Fitri. Bagaimana dengan puasa kalian? Apakah sesuai dengan target yang sudah direncakan di awal Ramadan? Puasanya tidak ada yang bolong, kan? Trus bagaimana dengan tarawih dan ngajinya?

Sebagaimana target yang saya canangkan sesaat sebelum memasuki Ramadan, saya sudah bertekat untuk rutin menjalankan tarawih berjamaah di masjid setiap malamnya. Dan, Alhamdulillah, sejauh ini masih dapat saya jalankan dengan baik. Sempat sih beberapa kali hampir tidak jadi ke masjid. Misalnya saja saat hujan deras, listrik di area sekitar rumah dan masjid padam dan mendadak nggak sehat badan.

Tapi Alhamdulillah, mungkin karena tekat sudah bulat, semesta ikut mendukung. Hujan yang deras tiba-tiba reda. Listrik padam, langsung menyala dan perut yang bergejolak mendadak hilang sakitnya. Jadilah, keinginan untuk merengkuh pahala dan berkah di malam-malam Ramadan masih dapat saya lakukan hingga hari ini.

Cara Saya Agar Konsisten Tarawih Berjamaah di Masjid

Pertama, tentu saja, lagi-lagi soal niat. Banyak sekali keberkahan dan keistimewaan (malam-malam di) bulan Ramadan. Di beberapa laman bahkan dirincikan tiap malam betapa istimewanya menjalankan tarawih itu. Misalnya saja, di malam pertama, diyakini dosa akan diampuni dan kembali suci seperti bayi baru lahir. Di malam kedua, dosa kedua orang tua akan diampuni, dan begitu seterusnya hingga malam ke-30. Lengkapnya, bisa lihat di sini ya. Wallahu alam.

Salat berjamaah di masjid lebih berfaedah. Foto milik pribadi.
Salat berjamaah di masjid lebih berfaedah. Foto milik pribadi.
Kemudahan untuk dapat tarawih berjamaah tiap malam di bulan Ramadan ini didukung juga dengan tekat saya yang merupakan cara kedua, yakni menolak semua ajakan buka puasa di luar sehingga waktu yang saya miliki setiap malamnya, intens saya gunakan untuk beribadah salat tarawih di Masjid.

Selain pahalanya lebih besar, doa bareng yang dipimpin imam itu rasanya super komplet. Paling ditambahkan doa-doa personal lainnya dalam hati hehe.  Misalnya minta ampunin dosa yang buaaanyak itu. Hiks. Abu Hurairah RA bahkan meriwayatkan Rasulullah Saw pernah bersabda, "Barang siapa mendirikan salat pada bulan Ramadan karena iman dan ihtisab diampuni baginya dosa-dosa yang telah lalu." Wuih, amiiiiin.

Sekalian "Kencan" dengan Alquran

Di Palembang, magrib biasanya masuk pada pukul 18:00. Saya dan keluarga setidaknya butuh waktu 10 sd 15 menit untuk berbuka puasa. Dan, begitu selesai, saya langsung bersiap ke masjid dan biasanya tiba di sana pukul 18:30.

"Hah, bukanya Isya masih lama?"

Ngaji sambil nunggu waktu salat. Foto milik pribadi.
Ngaji sambil nunggu waktu salat. Foto milik pribadi.
Ya memang, dengan datang lebih awal setidaknya saya diharuskan menunggu selama 45 menit untuk salat Isya dan tarawih berjamaah. Tak jarang, saya tak ubahnya jadi "kuncen" masjid karena datang pertama saat belum ada orang lain di sana haha.

Tapi itu sengaja saya lakukan agar saya bisa ngaji sebagaimana target saya lainnya yakni khatam Alquran selama Ramadan ini. Untuk yang ngajinya belum terlalu baik seperti saya, dalam waktu 45 menit itu, harapannya saya dapat menghabiskan 1 juz atau sekitar 10 lembar bolak balik halaman Alquran walaupun sayangnya sering kali kurang.

Rata-rata, saya hanya dapat 8 halaman saja di mana sisa kekurangannya akan saya cicil di waktu lain. Di waktu-waktu bekerja misalnya, walaupun sering kali berat karena banyak godaan (baca : gangguannya). Walau begitu, Alhamdulillah, sepertinya target saya untuk khatam Alquran akan tercapai dalam satu-dua hari ke depan. Dengan demikian, sepertinya saya melebihi target dari yang semula khataman di malam takbiran. InsyaAllah.

Salat Malam Jangan Sampai Tertinggal

Berkah Ramadan lainnya nih, karena harus sahur, jadilah selama nunggu sahur, saya dapat melaksanakan salat malam dulu. Di hari biasa saja berkah salat malam itu luar biasa, apalagi dilakukan di bulan istimewa seperti Ramadan ini. Tidak selamanya mulus memang, ada kalanya salat tahajut ini baru dapat saya lakukan pasca sahur karena keburu dibanguni oleh ibu.

Biasanya, salat saya lakukan pasca sahur sambil menunggu subuh. Lumayanlah, bisa minta ini itu sama Allah Swt saat tahajutan kan ya?

"Minta apa sih, Yan?"

Ya macam-macam. Minta dipertemukan lagi dengan Ramadan tahun depan, minta orang tua sehat dan harmonis selalu, minta kelancaran rezeki, minta pemimpin yang baik untuk Indonesia dan lain sebagainya, termasuk minta jodoh hehe.

Cukupkah Semua Itu untuk Mendapatkan Malam Lailatul Qodar?

Tanpa bermaksud pesimis terhadap diri sendiri, namun sekiranya saya cukup tahu diri. Sepertinya apa yang sudah saya lakukan itu masih jauh dari layak untuk mendapatkan malam Lailatul Qodar, malam yang diyakini lebih baik dari malam seribu bulan itu.

Saya yakin, di luar sana lebih banyak orang yang jauh lebih berupaya untuk mendapatkan keberkahan malam Lailatul qadar itu. Baik yang salat tarawihnya dengan rakaat yang lebih banyak, salat tahajut yang lebih khusyu atau bahkan target khataman Alqurannya jauh lebih berlipat. Semata-mata demi meraih malam Lailatur qadar yang diyakini berada di antara 10 malam terakhir di Ramadan.

"Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat jibril dengan isin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar." (QS Al-Qadar ayat 3-5.)

 Makanya, beruntunglah bagi siapapun orang yang akan mendapatkan malam istimewa itu. Sekali lagi, saya pribadi cukup tahu diri karena saya sendiri merasa belum dapat memaksimalkan malam-malam saya di Ramadan ini. Walau begitu, harapan saya untuk mendapatkan keberkahan Ramadan sebanyak-banyaknya tak pernah pudar hingga kemudian Ramadan berakhir.

Kompal : Kompasianer Palembang
Kompal : Kompasianer Palembang
Simak tulisan saya lainnya di sini, ya! :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun