Sekali lagi, zaman sudah berubah. Menurut saya, sudah tidak perlu lagi membangunkan orang lain untuk sahur JIKA dilakukan dengan cara-cara yang malah bikin masyarakat sebal.
"Saya biasanya sahur jam 12 malam atau jam 1 pagi, Yan. Nah baru bangun ketika akan subuh saja untuk minum," ujar Hans, salah satu teman saja.
Nah, orang seperti Hans ini adalah salah satu contoh orang yang tidak membutuhkan "fasilitas" ngebangunin sahur, kan? Gak kebayang jika jam 2-an dia harus terbangun karena ada orang yang berteriak, "Hans, bangun Hans, woii, stop dulu ngilernya," dari speaker masjid.
Jadi kalau gak terdengar aktifitas memasak di rumah belakang, ibu saya akan dengan enteng berteriak, "Dik sahur!" begitupun sebaliknya. Tapi ya ini pun udah sangat jarang karena teknologi membuat semuanya jadi mudah sekarang, toh! Dengan alarm hape aja orang akan dengan mudah terbangun untuk sahur.
Nah itu pendapat saya tentang orang yang membangunkan sahur. Menurut kalian, masih diperlukan nggak sih orang-orang seperti itu?
- "Yoga di Saat Sahur, Eh Bukannya Yoga Itu Diharamkan?"
- HL : 5 Alasan untuk Menolak Ajakan Buka Bersama
- Gagal Menangis di Masjid Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang
- HL : Kocaknya Memperkenalkan Ibadah Puasa ke Seorang Bule
- Cara Jomblo "Merayakan" Romantisme Ramadan
- Jangan Jadi Muslim Cemen! Stop Aksi "Sweeping" Rumah Makan Saat Ramadan
- Ada (Banyak) Cinta di Meja Makan
- Jangan Lakukan 5 Hal Ini Saat Berbelanja di Pasar Beduk
- Seberapa Boros Sih Seorang Jomlo Selama Ramadan?
- Pengalaman Hidup dari Si Tukang Pijat Mualaf
- [Cerpen Anak] Ketika Ara Mogok Puasa
- HL : Tren "OOTD" di Sosial Media. Bagi-bagi Inspirasi atau Cari Sensasi?
- Dibuat Tak Berdaya oleh Es Kacang Merah
- Dari Ngupil Hingga Keluar Cairan "Precum", Ini Dia Beberapa Mitos Seputar Puasa Ramadan
- Ini Nih Serunya Puasa Ramadan Anak Generasi 90-an