Bagi kalian yang aktif di sosial media, pasti cukup akrab ya dengan istilah OOTD aka Outfit of The Day. Hampir di semua sosial media tren ini dapat terlihat. Yang paling banyak sih di Instagram atau Facebook memang.
OOTD sendiri merupakan sebuah tren, dimana para pengguna sosial media tersebut memperlihatkan pakaian yang dikenakan pada hari itu.
Sebagian teman kerap membagikan foto OOTD-nya. Rata-rata mereka bilang itu hanya iseng atau hanya untuk seru-seruan semata.
Sebagian lagi, saya tahu persis membagikan OOTDnya sebagai bentuk aktualisasi diri. Terutama, para "seleb" Instagram yang memang melakukan effort khusus untuk berpenampilan baik dengan mengenakan pakaian dan aksesoris dari brand tertentu.
"Apakah mereka sekadar pamer?"
Tergantung sudut pandang yang melihat, sih. Yang jelas, banyak orang terinspirasi dari cara berpakaian yang ditampilkan di foto OOTD itu dan beberapa tokoh memang memiliki daya pikat tersendiri, sehingga apa yang dikenakan akan menjadi tren di kalangan pengikutnya.Â
Walau begitu, berpenampilan menarik tidak harus mahal, kan?
Jika para "seleb" IG mengenakan pakaian bermerek, toh, dengan pakaian biasa pun orang dapat mengkreasikan pakaian yang ia kenakan.Â
Intinya, OOTD tak hanya didominasi oleh para borjuis saja yang ketika posting di IG/Facebook langsung tag atau mention brand yang dimaksud.
Tapi bisa jadi karena barang yang dipakai adalah endorse atau juga mau nunjukkin, "sepatu gue mereknya ini loh. Serinya yang ini," yang jika orang googling dan ngecek harganya bisa bikin orang  (baca: saya) istighfar itu, hahaha.
Saya sendiri belum pernah sekalipun posting foto dengan embel-embel hastag OOTD.Â
"Kenapa?"Â
Soalnya saya pikir gaya berpakaian saya biasa aja. Saya juga bukan orang yang membeli pakaian harus yang branded.
Bagi saya yang penting itu murah, murah, dan murah hahaha.
Ini mah dasar sayanya aja yang kere, ya!
Jom, mari saya ajak lihat gaya berpakaian saya sehari-hari dalam sebuah foto berbalut OOTD di bawah ini.
Kurang lebih beginilah saya berpakaian sehari-hari (minus sepatu sih, karena biasanya pakai sandal jepit). Karena saya sudah tidak berstatus sebagai pegawai kantoran, maka seragam semacam kemeja licin-celana panjang plus dasi sudah lama saya "museum" kan.
Jadilah, untuk bekerja, gaya saya ya kasual seperti itu. Wong saya kerjanya jualan doang, kok! Hehehe.
Tampil (Sedikit) Berbeda di Ramadan
Saat Ramadan seperti sekarang, penampilan saya agak berbeda sedikit, terutama ketika tarawihan di masjid.
Kalau yang biasanya pakai jeans dan kaos, maka tiap malam saat akan tarawih, saya mengenakan sarung dan baju koko lengan pendek.
"Kenapa lengan pendek?"
Ya, di Kerala India, pria dewasanya biasa bersarung namun pakainya dilipat sehingga bagian dengkul dan betil terlihat.
Jika lagi ingin tampil beda, saya biasa pakai koko-bercelana yang mirip seperti gamis di Pakistan atau kurta di India. Menurut saya, ini salah satu outfit terbaik untuk dipakai beribadah. Walaupun saya lebih sering pakai sarung, itu karena  kebiasaan di masjid kami pria dewasanya mengenakan sarung sehingga terasa lebih kompak.
Oh ya, celana pendek juga wajib dikenakan demi mengantisipasi jika sarung benar-benar melorot. Â
Say No to Jubbas/Galabiyya
Jubbas/jubah adalah baju kurung khas pria arab yang sekilas mirip daster ibu-ibu hanya saja tidak bermotif dan menggunakan warna-warna netral seperti putih, hitam atau coklat. Nah, pakaian ini jika di Mesir disebut Galabiyya.
Saat akan berangkat umroh beberapa waktu lalu, ibu sempat menyiapkan Jubbas untuk saya. Namun ntah mengapa, saya kurang sreg memakainya. Di sisi lain, kedua adik malah menerima jubbas itu dengan senang hati.
"Ah nggak, di sana orang-orang pakai itu semua," argument ibu.
Pada akhirnya, jubbas itu betul-betul tidak saya bawa dan saya berikan kepada adik. "Sialnya" begitu sampai di Madinah dan Makkah, saya jadi tertarik untuk beli karena persis yang ibu saya katakana bahwa 99% lelaki di sana mengenakan jubbas.
Namun begitu saya coba, saya kembali mengurungkan diri untuk memakainya. Kenapa? Karena saya nampak sangat "hamil" saat memakainya hahaha. Jadilah, sementara saya "musuhan" dulu dengan jubbas.
Mungkin, ketika target #JarumTimbanganGeserKeKiri saya berhasil, bisa jadi saya akan mencoba memakainya lagi.
So, apa outfit Ramadan terbaik bagimu? Share dong!
- "Regret No More" Berpuasa di Bulan Ramadan Juga Perlu Persiapan, Loh!
- "Yoga di Saat Sahur, Eh Bukannya Yoga Itu Diharamkan?"
- 5 Alasan untuk Menolak Ajakan Buka Bersama
- Gagal Menangis di Masjid Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang
- Kocaknya Memperkenalkan Ibadah Puasa ke Seorang Bule
- Cara Jomblo "Merayakan" Romantisme Ramadan
- Jangan Jadi Muslim Cemen! Stop Aksi "Sweeping" Rumah Makan Saat Ramadan
- Ada (Banyak) Cinta di Meja Makan
- Jangan Lakukan 5 Hal Ini Saat Berbelanja di Pasar Beduk
- Seberapa Boros Sih Seorang Jomlo Selama Ramadan?
- Pengalaman Hidup dari Si Tukang Pijat Mualaf
- [Cerpen Anak] Ketika Ara Mogok Puasa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H