Mohon tunggu...
om_nanks
om_nanks Mohon Tunggu... Lainnya - nikmati yang tersaji jangan pelit berbagi

☆mantan banker yang jualan kavling☆ ☆merangkum realita bisnis dalam sebuah tulisan☆ ☆penyelesaian kredit bermasalah advisor☆

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Belajar Bisnis dari Seorang Tukang Potong Rambut

16 Januari 2023   13:19 Diperbarui: 16 Januari 2023   15:09 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mat Delon, berpembawaan alim, murah senyum kata orang humble, meski tidak belajar marketing tapi dia paham betul tentang bagaimana cara memperlakukan dan melayani pelanggan supaya repeat order, meminjam istilah pedagang olshop(online shop) bisa juga diartikan pelanggan akan order/datang kembali.

Setiap kali menunaikan hajat potong rambut di lapak Mat Delon, penulis sempatkan untuk ngobrol tentang apa saja yang general dan dia menanggapinya dengan santai tetapi paham tentang apa yang sedang trending topic.

Itulah hebatnya dia. Selalu mendengarkan, menyerap ilmu dari banyak pelanggan yang dia ajak bicara dan menyampaikan kembali dengan gayanya kepada pelanggan yang lain ketika dimintai pendapat atau hanya sekedar merespon agar suasana ruangan tempat potong rambut ukuran 4x4 yang berpendingin udara ini semakin sejuk dan tidak garing, smart juga bukan?

*****

Dari sekian ratusan kali melakukan potong rambut di lapaknya Mat Delon. Baru kali ini penulis ngobrol dan bertanya tentang usaha-usaha yang sedang dijalani.

Lha koq ternyata di level dia sudah seperti konglomerat.

Selain usaha potong rambut, Mat Delon juga punya usaha minuman susu segar dan laundry.

Saya sampaikan demikian, "Mas, njenengan apa bisa fokus pegang secara bersamaan tiga usaha yang berbeda karakternya?" 

Di luar dugaan, jawaban yang saya terima tidak menyanggah tetapi mengiyakan, dan saat itu ybs sedang tidak baik-baik saja, pusing tujuh keliling.

 "Jenis usahanya banyak atau sedikit kalau rejeki yang diberikan Allah hanya setakaran ya buat apa saya buka usaha sebanyak itu. Mending buka usaha masing-masing suami dan istri satu, toch income perbulan yang kami terima sama," lanjutnya sembari curhat sebagai bentuk melepas beban di kepala.

Dia sampaikan menyikapi usaha laundry nya yang hidup enggan mati tak mau, terdapat beberapa kali kebocoran keuangan yang dilakukan oleh pegawainya, missmanagement yang berakibat sepi pelanggan padahal potensi laundry di kota ini amatlah besar.

Sempat juga dia sampaikan solusinya meskipun saat ini masih terasa berat baginya. 

Dan solusi yang diceritakan sungguh luarbiasa. Dia bercita-cita untuk membuka kembali usaha laundry tetapi untuk segmen premium dengan mesin yang canggih dan auto laundry.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun