Mohon tunggu...
om_nanks
om_nanks Mohon Tunggu... Lainnya - nikmati yang tersaji jangan pelit berbagi

☆mantan banker yang jualan kavling☆ ☆merangkum realita bisnis dalam sebuah tulisan☆ ☆penyelesaian kredit bermasalah advisor☆

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Belajar Bisnis dari Seorang Tukang Potong Rambut

16 Januari 2023   13:19 Diperbarui: 16 Januari 2023   15:09 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Total waktu yang dijalani dalam proses pembelajaran dari bukan siapa-siapa hanya anak lulusan Madrasah Tsanawiyah hingga menjadi seorang tukang potong rambut profesional membutuhkan waktu lima (5) tahun.

Dalam kurun waktu tersebut, tentunya banyak drama dan peristiwa yang menyertainya, suka dan dukanya hanya Mat Delon yang merasakan.

Apapun itu sekarang manfaat yang besar telah dinikmati Mat Delon.  

*****

Menginjak tahun kedelapan, perjalanan menjadi tukang potong rambut, atas saran dan demi mendengarkan keluhan pelanggan soal sulitnya parkir di tempat lama, maka diputuskan untuk relokasi ke tempat baru yang tidak jauh dari tempat lama. 

Di tempat yang saat ini dipakai untuk usaha potong rambut dikelilingi dan bertetangga dengan banyak pelaku usaha UMKM dengan lahan parkir bersama cukup luas khususnya untuk parkir roda dua.

Lapak potong rambut yang baru dilengkapi dengan pendingin ruangan.

Tarif sewanya lima juta per tahun dan belum pernah naik sejak ditempati tahun 2018 hingga sekarang.

Usaha potong rambut ini buka mulai pukul 09.00 dan tutup sampai dengan pelanggan habis atau apabila Mat Delon lagi capek jam berapapun akan ditutup.

Ruang eksekusi potong rambut sekaligus tempat antrian pelanggan yang sejuk berpendingin udara, lebih mirip dengan babershop, dengan tarif sebesar Rp 20 ribu rasanya setimpal dengan layanan yang diberikan dan tidak terlalu mahal bagi pelanggan.

Iseng penulis mencoba menghitung pendapatan tukang potong rambut, sekedar sebagai pembanding dengan penghasilan seorang pegawai kantoran yang bergaya perlente dan suka nenteng gawai keluaran terkini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun