Mohon tunggu...
Bagus Suci
Bagus Suci Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat Pengetahuan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Suka belajar dan berbagi manfaat

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Meluruskan Perihal Dana Kompensasi BUMN

30 Mei 2020   12:07 Diperbarui: 30 Mei 2020   12:06 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Stabilisasi Harga BBM

Problem kedua, banyak masyarakat yang mengaitkan perihal dana kompensasi ke Pertamina ini dengan harga BBM.

Dalam logika awam, Pertamina dapat untung double saat harga BBM tidak turun, padahal harga minyak dunia lagi anjlok. Plus mendapat suntikan dana dari pemerintah pula.

Masalahnya, dunia perminyakan tidak sesederhana itu logikanya. Banyak pertimbangan lain yang menentukan harga BBM. Tidak hanya dipengaruhi oleh harga minyak dunia saja.

Yang perlu diketahui, BBM yang beredar saat ini masih menggunakan minyak mentah lama. Pertamina membeli minyak mentah saat harga belum jatuh beberapa bulan lalu. Jadi kalau diturunkan, Pertamina justru rugi besar.

Di sisi lain, harga minyak mentah dunia itu selalu fluktuatif. Harga minyak dunia memang sempat turun ke level terbawah beberapa waktu lalu. Tapi itu tidak bertahan lama. Saat ini, harga minyak dunia sudah merangkak naik lagi, bahkan sudah di atas 30 USD/barrel. 

Jika harga BBM nekat diturunkan, Pertamina justru berpotensi rugi besar. Jika kerugian ini terjadi, maka akan terjadi pengurangan atau Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karyawan. Padahal, justru ini yang hendak dihindari di tengah pandemi.

Di samping itu, meski harga BBM tidak turun, Pertamina juga tidak bisa mengeruk keuntungan lebih. Karena saat ini, permintaan (demand) BBM juga turun akibat adanya pembatasan mobilisasi masyarakat (PSBB).

Turunnya penjualan BBM Pertamina ini hingga mencapai 30-50 persen. Padahal dalam kondisi normal 70 persen revenue Pertamina dari sisi penjualan BBM.

Sehingga tuduhan bahwa Pertamina sedang menikmati keuntungan besar karena tidak menurunkan harga BBM itu salah besar. Tudingan tersebut mengabaikan faktor bisnis Pertamina yang kompleks.

Sebaliknya, posisi Pertamina justru serba tidak enak akibat kondisi pandemi ini, plus masih berusaha mencari cara agar bisnisnya tetap bertahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun