Mohon tunggu...
Bagus Suci
Bagus Suci Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat Pengetahuan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Suka belajar dan berbagi manfaat

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Memahami Logika Stabilisasi Harga BBM Pertamina

23 Mei 2020   13:16 Diperbarui: 23 Mei 2020   13:18 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi SPBU Pertamina. (credit: tirto.id)

Apabila dibandingkan dengan Shell dan Total, harga BBM Pertamina ternyata lebih murah. Misalnya, BBM jenis Pertamax di SPBU Pertamina dijual dengan harga Rp 9.000, sedangkan BBM Shell Super (setara dengan Pertamax) dibanderol Rp 9.125. Harga ini juga sama untuk BBM Ron 92 Total dan BBM Revvo 92 Vivo.

Di samping itu, harga BBM Pertamina juga masih kompetitif di ASEAN. Jika diperbandingkan dengan rata-rata harga di kawasan, harga bensin kita (Pertamax maupun Pertalite) masih terhitung lebih murah. Karena masih di bawah rerata harga bensin di negara ASEAN yang berada di level US$ 0,77 per liter.

Bahkan untuk solar, harga Indonesia di kisaran US$ 0,33 per liter (sebab masih subsidi). Harga ini masih terendah di tingkat ASEAN.

Epilog

Kenyataan diatas jelas membantah isu adanya permainan harga BBM di Pertamina. Seolah harga BBM yang tidak diturunkan saat ini karena adanya kongkalikong mafia. Ternyata, faktanya justru sebaliknya, bukan?

Harga BBM kita pun tidak di bawah kendali siapa-siapa kecuali peraturan dari Kementerian BUMN. Pertamina tunduk dan patuh atas ketentuan tersebut.

Untuk itu, setiap orang yang memahami logika bisnis Pertamina sebaiknya bisa berpikir adil. Tidak menghakimi pilihan kebijakan Pertamina ini hanya dari sisi "SPBU" saja (baca: mikro dan logika yang dangkal), tetapi juga melihat dampaknya secara makro.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun