Tantangan Amerika terhadap pengaruh Cina di dunia
Dunia saat ini sedang memperbincangkan perang dingin teknologi anatara Cina dan Amerika dan fenomena ini menjadi tranding topik di seluruh media internasional. Penjualan BYD, EV (Electronic Vehicle) produk Cina berhasil melakukan penjualan global 90% dan diperkirakan akan memperluas penjualanya dengan cara membangun manufaktur di Spanyol dan Hungary untuk mempermudah penjualan di pasar Uni Eropa. Keunggulan BYD di market internasional tentunya dapat menawarkan kualitas terbaik EV dengan harga terjangkau, maka tidak heran jika BYD memiliki banyak peminat di negara Eropa dan Asia.        Â
Amerika khawatir jika Cina akan mendominasi pasar global dan menjadikan Amerika secara ekonomi terbelakang. BYD (Be Your Dream) merupakan pesaing EV terberat TESLA saat ini di industri otomotif, bahkan EV buatan Cina ini sudah menggeser brand terkemuka Jerman Volkswagen. Hal tersebut  membuat Washington tidak ingin melihat BYD menjalankan bisnis atau penjualan di Amerika dengan alasan untuk memproteksi produk lokalnya. Disisi lain, jika Amerika tidak mengizinkan Cina melakukan bisnis otomotif di negaranya, maka akan menimbulkan dampak negatif  karena hanya menjadikan produk Amerika  terbelakang dan tidak dikenal di pasar internasional. Lalu, apa yang membuat Beijing sangat berpengaruh di dunia?
"Power is the ability to influence the behavior of others to get what the outcomes you want. There are several ways one can achieve this; one can coerce others with threats, one can induce them with payments or one can attract and co-opt them to what one wants". Nye on Soft power Theory
Secara politik, Cina tidak pernah mengintervensi atau ikut campur dalam urusan internal kebijakan luar negeri setiap negara di duni atau membuat perang. Amerika seperti dalam sejarah tahun 1979 yang mengintervensi kebijakan negara dan membawa ribuan pasukan militernya ke suluruh dunia. Sangat bertolak belakang dengan Cina yang bertujuan untuk merangkul negara - negara dunia untuk bekerja sama. Cina memperlihatkan dunia sebagai contoh dari The Rise of Asia karena berhasil mendapat kepercayaan dunia dalam menjalin hubungan antar negara. Dan berbicara tentang kembalinya kekuatan Asia, menururut Nye berkata bahwa "Softpower needed by cooperating or working together. We need the mix of Hardpower and Softpower or we called Strategy of Smartpower to get a win - win solution".
Pada tahun 2020 Cina mengambil alih posisi ekonomi tertinggi dunia dan tahun 2024 GDP Cina berhasil naik 19% seluruh ekonomi global. Amerika yang dulunya di tahun 2000 menjadi negara yang sangat berpengaruh di dunia tergantikan oleh Cina yang berhasil menjadi negara penting dengan lebih dari 120 negara mitra dagang dunia. Cina menjadi negara pusat industri terbesar dunia yang mampu memproduksi barang - barang konsumtif yang diinginkan pasar dunia seperti, teknologi, handphone, komputer. Menariknya disini, Amerika gencar melakukan propaganda melalui politisi dan media untuk memperingati dunia agar waspada dengan pengaruh Cina. Amerika berharap dunia untuk tidak terlalu dekat dengan Beijing tapi sebaliknya mempererat hubungan dengan Washington.
Belt Road Innitiative, strategi ekonomi Cina untuk membantu negara berkembang melakukan perdagangan internasional. Seperti kita ketahui Cina merupakan negara dengan populasi tertinggi dunia, membuat negarai tirai bambu ini menjadi potensi pasar besar di Asia. Sebagai penganut sistem ekonomi State Market Capitalism, Cina menawarkan bantuan untuk membangun infrastruktur antara lain seperti, jalur rel kereta api, pelabuhan guna mempermudah proses ekspor - impor terutama pada negara pasifik melalui jalur laut.Â
Diplomasi Beijing mengutamakan equal relation dan siap berinvestasi agar seperti negara - negara Asia dapat bebas melakukan perdangangan antar negara dan tidak bergantung ekonomi negaranya pada Barat. Cina menggunakan strategi Belt Road Innitiative untuk menginvestasi infrastruktur wilayah bagian Asia, Afrika dan Amerika Selatan. Beijing melihat potesi tersebut untuk mempererat kerjasama perdagangan dengan Asia dan Afrika dikarenakan pertumbuhan ekonomi saat ini di Asia sangat pesat dan Afrika merupakan benua dengan pertumbuhan populasi yang juga pesat. Sejak saat itulah Washington mendeklarasi "trade war" dan mengumumkan tentara Amerika akan siaga untuk perang melawan Cina jika diprlukan. Amerika juga akan menarik pasukan militernya dari wilayah Timur Tengah untuk dikirim ke Asia Pasifik.
"Hegemony refers to the dominance of one group over another, supported by legitimating norms and ideas". Gramsci
Berbeda pendekatan, Washington yang menawarkan antara lain seperti sanksi, tarif, sehingga hal tersebut menimbulkan konflik dan ancaman. Saat presidensi Joe Biden tahun 2021, Amerika mendanai propaganda sebagai misi untuk melawan pengaruh Cina dengan mendirikan G7. Grup member ini berkontribusi dalam mengajak private sector capital untuk terlibat dalam investasi infrastruktur. Hal ini diasumsikan bahwa negara member G7 yang dipimpin Amerika akan bergantung pada perusahaan atau lembaga swasta dan menggiring pasar global ke arah privatization. Strategi ekonomi privatisasi ini dikhawatirkan akan mengeksploitasi negara - negara berkembang karena pihak Barat hanya mementingkan keuntungan semata.
"State Market Capitalism is an economic system in which the state uses and controls the free-market system to protect its political regime through leading economic activities". Bremmer (2009)
APEC Summit November 2024 di Peru, saat forum pertemuan berlangsung Cina secara formalitas meresmikan pembangunan pelabuhan terbesar di Peru yang dikenal sebagai The Port of Chankay, Peru. Pelabuhan ini telah dibangun selama 5 tahun dan dibiayai oleh kerjasama antara perusahaan milik negara Cina COSTCO shipping, dan VULCAN perusahaan tembaga Peru. Proyek besar ini tentunya akan memberi peningkatan perdagangan ekspor - impor negara latin dan Cina.Â
Menurut para ahli finansial, Cina tidak mementingkan pasar saham, melainkan berfokus pada pertumbuhan "the real economy" dan mengubah standar hidup masyarakatnya. Cina merupakan negara yang menganut sistem market sosialis dan pemerintahmengandalkan perkembangan industri, sehingg mampu mengubah status kehidupan sosial rakyatnya. Tentunya Cina sangat memperhatikan peningkatan GDP karena the real economy menurutnya adalah sesuatu yang dapat menyediakan barang - barang nyata untuk memberikan kehidupan layak masyarakat.Â
Beijing selalu mengontrol pertukaran nilai mata uangya agar tidak terjadi overvalued sehingga hal tersebut dapat membantu untuk kepentingan pekerjaan industrial. Kebijakan perdagangan dan pasar besar yang dianut oleh Amerika nantinya akan berdampak pada meroketnya angka kesenjangan sosial, pengangguran dan kemiskinan. Amerika mulai khawatir dengan adanya revolusi sosialis dan kehancuran kapitalism yang tanpa disadari diperlihatkan oleh Amerika karena selalu ingin mempertahankan hegomoninya yang hanya mementingkan profit. Apakah ada solusi lain untuk mengurangi tensi dari kedua ekonomi raksasa ini seperti keterlibatan negara Middle Power?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H