Dengan segenap perasaan bersalah kutangkupkan kedua tanganku, meminta kelembutan hatimu untuk sudi memaafkan apa yang telah aku lakukan padamu.
Jujur, akupun mempunyai perasaan yang sama padamu. Bahkan mungkin aku lebih menyayangimu dari apapun yang ada dibumi ini. Tapi aku tak kuasa untuk mengatakannya, karena dihadapanku terbentang luas samudera yang membatasi cinta kita. Kamu terlampau jauh untuk aku gapai.
Maaf, aku tahu kamu sakit hati karena aku memilih Amira dibanding dirimu. Aku yakin suatu saat kamu akan temukan seseorang yang lebih baik dariku, yang mampu mencintaimu setulus hatinya. Untuk terakhir kalinya, aku katakan padamu bahwa aku sangat mencintaimu dan seandainya engkau tahu, aku pernah menyiapkan cincin untuk pertunanganku denganmu. Sayangnya itu hanya sebuah mimpi indah untukku, tanpa menjadi sebuah kenyataan.
Yang pernah mencintaimu
Rehan Febrian
Itulah isi surat Rehan untuk Kamila yang sampai kapanpun tak akan pernah sampai ketangan Kamila.
***
Minggu pagi, pintu rumah Amira diketuk oleh seseorang.
“Cari siapa?” tanya ibunda Amira
“Amiranya ada bu?”
“Sebentar saya panggilkan dulu ya” Ibunya masuk kembali kedalam rumah