Jukung adalah interpretasi satu bangsa yang berlayar mengarungi lautan, mencoba bertahan dari hempasan ganasnya gelombang pergolakan yang datang dari dalam mau pun dari luar tubuh bangsa itu dibawah pimpinan seorang nakoda. Gandari adalah sosok ibu yang senantiasa menjadi pendengar dan memiliki hasrat yang kuat untuk melindungi anak-anaknya. Maka tak heran bila di jelang akhir pementasan, satu sosok perempuan berbaju hitam hadir di atas pentas mewakili perempuan yang bertahun terpinggirkan. Mereka adalah kaum yang terus bergerak demi memperjuangkan keadilan meski samar akan diraih karena keadilan itu disembunyikan oleh sang waktu. Lewat sosok Maria Catarina Sumarsih, ibunda dari Norma Irawan (Wawan); salah seorang korban peristiwa Semanggi I yang tewas tertembus peluru saat hendak menolong kawannya pada 13 Nopember 1998, kita bisa melihat sosok Gandari sebagai seorang perempuan yang tegas, tetap teguh dan sabar menyikapi dunia yang suram.
Di kekinian; Gandari adalah para perempuan yang sering dipandang sebelah mata oleh sekitarnyata yang tak mau melihat pergolakan emosi dari sisi mereka. Pergolakan yang mereka hadapi karena ketidakadilan yang diterima serta perihnya kehilangan anak-anak dan orang yang mereka cintai. Karakter kuat seorang perempuan dalam mempertahankan ambisi, yang berani mempertaruhkan segalanya demi ambisinya, meski akhirnya mungkin nasib tidak berpihak kepadanya.
[caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Salah satu bagian dari pementasan Opera Tari Gandari (dok. Image Dynamics)"]
Yang tak melihat akan melihat
yang keji. Yang tak mendengar tak akan mendengar
yang dusta. Yang tak melangkah tak akan melangkah
sampai batas hutan
dan jalan masuk ke Astina
Ia hanya ingat. Ruang adalah
sisa masa lalu
Apa yang dulu dikatakannya kepada ibunya,
perempuan yang ketakutan?
“Aku tak ingin kau menangis, Ibu: ketika aku lahir,
kau biarkan para dewa mengambil mataku
dari ceruknya.”
Pada akhirnya yang tersisa adalah cahaya yang menyilaukan sudut pandang sehingga diperlukan sebuah bebat agar kemilaunya tak membutakan nurani. Sarat dengan kritik sosial yang terjadi dalam masyarakat di masa kini, Opera Tari Gandari berhasil mengobok-obok emosi. Maka, terjawab sudah tanya menggantung Yudhi Tajudin sang sutradara mengenai pesan yang ingin disampaikan tentang siapa Gandari? Saleum [oli3ve].
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H