Mereka yang selalu melimpahkan segala kekurangan dan aib rakyatmu, adalah sebagian dari mereka yang berputar menthawafimu. Merekalah yang senantiasa membuka aib dan membuka jurang pemisah antaramu degan rakyatmu. Padahal, Bapaklah orang yang paling layak menutupi kekurangan dan aib itu. Jelas kami, rakyatmu sadar, bahwa dalam tubuh kami terdapat kekurangan dan aib, untuk itu, bapaklah yang paling patut untuk merahasiakan atau membeberkannya jika memang dipandang perlu.
Bapak Presiden . . . .
Hapuslah segala benih dengki kepada rakyatmu, tegas dan potonglah setiap akar permusuhan yang menjalar melilit disekelilingmu. Semoga bapak selalu waspada atas akibat dari sesuatu yang kelihatan tidak nampak, senantiasa bijak dalam menerima berita dan hasutan tentang rakyatmu dari orang sekelilingmu, karena mereka itu adalah penipu, walau mereka menjelma membawa senampan madu.
Bapak presiden, rakyat miskinlah yang paling patut menerima perlakuan adil, bukan terpidana korupsi yang mendapat anugrah pengampunan. . . . bukan pula bintang jasa bagi badut-badut pemakan uang pajak rakyat!. Rakyat tertindas lah yang paling berhak mendapatkan anugrah Bintang Jasa. Bukan badut-badut perusak negeri ini.
Bapak Presiden Yang Kami Hormati . . .
Bersabarlah atas kekakuan dan ketidakmampuan rakyatmu yang senantiasa menggerutu. Semoga Tuhan Yang Esa membentangkan rahmat-Nya di hadapan Bapak dan keluarga Bapak, lalu memberi ganjaran kepada Bapak sebagai imbalan ketaatan kepada-Nya.
Bapak Presiden . . . .
Seperti yang bapak ketahui, rakyatmu terdiri dari berbagai golongan, ras, bangsa dan bahasa. Masing-masing golongan itu mustahil akan mampu bertahan untuk hidup, tanpa dengan bantuan sesamanya, satu dengan lainnya senantiasa saling membutuhkan. Karenanya, senantiasa bimbinglah rakyatmu agar masing-masing menemukan fungsi dan jati dirinya.
Bapak Presiden Yang Terhormat . . . .
Keadilan adalah buah hati dan hadiah terbesar bagi para pemimpin untuk rakyatnya, tegaknya keadilan di tengah masyarakat, adalah cermin kecintaan pemimpin atas rakyat. Namun, percayalah, kecintaan akan terwujud tatkala para pemimpin berhati bersih. Pun ketulusan rakyat akan terwujud jika para pemimpin dengan tulus melindungi hak-hak mereka, tidak menaruh beban berat di pundaknya, semoga Bapak menerima kenyataan ini dengan segenap ketulusan, sehingga rakyat tidak akan menunggu-nunggu, kapan segera berakhir masa jabatan bapak.
Usahakanlah untuk berlapang dada dengan menaruh harapan dan cita-cita untuk rakyat.
Bapak Presiden . . .