"Pak Nanda situasi anda sungguh tidak mudah. Tapi Tuhan tidak jahat. Tuhan memberikan ujian sesuai kemampuan anda. Saya yakin ada bisa. Bersabarlah sebentar lagi dan saya yakin akan ada hadiah terindah dari Tuhan untuk anda."
        Nanda perlahan mampu menguasai diri.
        "Saya belum akan meresepkan obat. Namun jika bisikan tentang bunuh diri datang lagi, cobalah anda memejamkan mata dan putarlah lagu klasik untuk meredam emosi sesaat yang muncul. Saya lihat kesadaran anda untuk menjalani hidup masih ada dan saya yakin anda akan baik-baik saja. Bertahanlah Pak Nanda."
--------------------------------
        "Selamat siang Pak Nanda, saya Dokter Rahmat yang akan mengoperasi anda hari ini, 31 Desember. Oh ya hari ini juga hari ulang tahun anda rupanya. Saya ucapkan selamat ulang tahun. Kami akan melakukan yang terbaik agar transplantasi ginjal berjalan dengan aman."
        "Terimakasih, tapi apa Dokter Armand juga ikut di ruang operasi, Dok?" tanya Nanda dengan gugup.
        "Iya, beliau juga akan hadir."
        Nanda menghela nafas lega dan tak lama dia tak sadarkan diri karena efek bius.
--------------------------------
        "Dokter Armand apa keluargamu sudah menyetujui prosedur ini?" tanya Dokter Rahmat beberapa pekan sebelum hari operasi Nanda.
        "Iya, keluarga saya memahami keputusan saya. Tolong rahasiakan nama saya sebagai pendonor ginjal. Mungkin di hari operasi dia akan menanyakan kehadiran saya di ruang operasi. Bilang saja saya ada, toh saya juga tak berbohong kalau saya benar-benar ada di meja operasi meski statusnya sebagai pasien. Kawan saya ini sudah melewati banyak hal dalam kehidupannya. Dia manusia paling kuat yang saya tahu. Ini adalah hadiah dari saya untuk ulang tahunnya di penghujung tahun."