Mohon tunggu...
Okti Nur Risanti
Okti Nur Risanti Mohon Tunggu... Penerjemah - Content writer

Menulis adalah salah satu upaya saya dalam memenuhi misi mandat budaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bahagia a la Orang Nordic

14 Agustus 2021   15:51 Diperbarui: 20 November 2024   19:31 1774
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar aktivitas bersepeda di Denmark (Unsplash/ Febiyan)

Pers dan berpendapat pun dijamin kebebasannya, sehingga tidak ada pihak yang merasa dibungkam atau ditindas kebebasannya. 

Jika sudah begini, siapa yang tidak happy menjadi penduduk di dalam negara dengan sistem yang sudah berjalan sedemikian baik dan people friendly semacam itu?

Pada sisi lain, tidak bisa dinafikan bahwa jumlah penduduk, luas wilayah, serta sumber daya alam menjadi faktor yang berperan signifikan dalam kesejahteraan suatu negara. 

Namun, nilai-nilai sosial, humanisme, dan kesetaraan yang mengemuka dimiliki oleh masyarakat Eropa juga berperan besar dalam mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan bagi masyarakatnya. 

Sebaliknya, nilai-nilai itu kurang berjalan atau dibangun di negara-negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea, Rusia, India, Cina, Singapura, atau bahkan di negara-negara kaya penghasil minyak di Timur Tengah. Mengapa? 

Sebab, selain bertentangan, kapitalisme, komunisme, atau berbagai tradisi, norma, budaya, serta sistem masyarakat yang mengekang atau tidak mendukung kesetaraan dan kebebasan individu menjadi penghalang bagi terbangunnya semangat sosial, humanisme, kesetaraan.

Kita tentu sepakat, bahwa kita tidak bisa menjadi masyarakat yang puas dan bahagia di suatu negara, bila masih terjadi banyak kemiskinan, ketimpangan sosial, kriminalitas, pelecehan, penindasan, pengekangan, korupsi, ketidakadilan, dan ketidakberdayaan hukum, sebagai akibat dari sistem yang berjalan dan dijalankan negara.

Tentu, jika ditelusuri lebih jauh, isu kebahagiaan ini dapat menjadi hal yang kompleks dan bersifat relatif jika dipandang dari berbagai sisi. 

Kita belum lagi berbicara dari sisi agama atau religiositas, yang memiliki pandangan berbeda-beda dalam persoalan kebahagiaan. 

Namun, sebagai cara untuk mengetahui bagaimana suatu komunitas atau masyarakat bisa menjadi bahagia, melihat kondisi dari negara-negara yang masuk peringkat atas dalam indeks kebahagiaan merupakan langkah awal yang tepat.

Masuk dalam daftar peringkat atas indeks kebahagiaan mungkin merupakan impian yang masih jauh untuk dicapai negara kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun