Mohon tunggu...
Okti Nur Risanti
Okti Nur Risanti Mohon Tunggu... Penerjemah - Content writer

Menulis adalah salah satu upaya saya dalam memenuhi misi mandat budaya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Melihat Karya Baik Tuhan di Tengah Pandemi Covid-19

20 Mei 2020   10:36 Diperbarui: 14 Juni 2021   17:16 3328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar: Megafon (Unsplash, Amanda Lins)

Tak dapat disangkal, terjadi banyak krisis, kehilangan, penderitaan, dan keputusasaan sebagai dampak dari pandemi Covid-19. Satu krisis menuntun kepada krisis yang lain. 

Tidak hanya dalam segi kesehatan, pandemi ini juga membawa kesuraman dalam bidang ekonomi, pendidikan, sosial, hukum, bahkan HAM.

Ada kecenderungan terjadinya peningkatan angka kriminalitas dan kekerasan selama dan sebagai akibat dari lockdown atau PSBB. 

Baca juga : Upaya Tenaga Pendidik di Tengah Pandemi Covid-19

Belum lagi, ada banyak keluarga yang terancam mengalami perpecahan sebagai akibat dari krisis keuangan, mental, atau relasi yang terjadi karena pandemi global ini. 

Negara-negara maju sekelas Eropa, Amerika, Jepang bahkan tak luput dari kecemasan akan terjadinya resesi ekonomi besar seiring tidak adanya kepastian kapan wabah ini akan berakhir.

Semua terkena dampak mengerikan akibat materi RNA bernama virus Corona. Dan, dengan menggunakan rasio, rasanya tak heran bila banyak orang mulai mempertanyakan Tuhan di tengah-tengah situasi saat ini.

Namun, di sisi lain, ketika kita meragukan Allah dan kuasa-Nya, dapat dipertanyakan pula seberapa besar kita sebagai orang percaya mengenal Allah sebagai pribadi yang kita sembah. 

Keraguan atau bahkan penghakiman kita kepada Allah justru memperlihatkan kekerdilan iman dan pengenalan kita akan Allah. Benarkah kita, dengan demikian, sudah sungguh mengenal Allah atau beriman kepada-Nya?

Mengeluh, takut, atau bersikap pasrah juga bukan sikap yang tepat jika kita adalah orang beriman yang dewasa. Jika saja kita peka dan mampu melihat segala sesuatu dari kaca mata iman yang benar, kita sesungguhnya dapat melihat bahwa melalui pandemi ini Allah juga berkarya dan melakukan hal-hal yang baik, meski kita belum atau tidak dapat melihatnya.

Meminjam kata-kata Lewis, Covid-19 sesungguhnya adalah megafon Allah untuk mengguncangkan kita dari tidur atau ketidaksadaran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun