Merdeka Belajar, dua kata yang sudah tidak asing didengar dalam dunia pendidikan. Seperti yang dijelaskan oleh Menteri Pendidikan Indonesia, Nadiem Anwar Makariem bahwa Merdeka Belajar memiliki tujuan untuk mendorong perbaikan kualitas dan pemulihan dari krisis pembelajaran khususnya melalui Kurikulum Merdeka yang diluncurkan bersama dengan Platform Merdeka Mengajar (PMM) yang diperuntukkan bagi guru-guru hebat Indonesia.
Meskipun Menteri Pendidikan tidak memaksakan sekolah untuk menerapkan Kurikulum Merdeka secara seragam, beliau menyampaikan tiga keunggulan yang akan dirasakan oleh sekolah apabila menerapkan Kurikulum Merdeka sebagai acuan pelaksanaan proses pembelajaran:
- Kurikulum Merdeka sejatinya fokus pada materi esensial tiap mata pelajaran sehingga guru tidak perlu terburu-buru dalam mengajar atau menyampaikan materi kepada murid. Dengan demikian, guru dapat memperhatikan proses belajar murid dan menerapkan pembelajaran secara mendalam.
- Kurikulum Merdeka memberi jam pembelajaran khusus yang fokus pada pengembangan karakter melalui Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
- Kurikulum Merdeka memberi fleksibilitas bagi sekolah untuk merancang kurikulum operasionalnya sendiri dan bagi guru untuk menyesuaikan pembelajaran dengan tingkat kemampuan muridnya sehingga harapannya dapat memudahkan sekolah untuk merancang pembelajaran sesuai kebutuhannya.
Seperti yang telah disampaikan Bapak Nadiem bahwa tidak ada paksaan penerapan Kurikulum Merdeka yang seragam antara satu sekolah dengan sekolah lainnya sehingga sekolah dapat menerapkan Kurikulum Merdeka sesuai dengan tingkat yang berbeda didasarkan pada kesiapan masing-masing. Â Pak Menteri juga menghimbau agar komunitas-komunitas belajar secara bersama-sama mempelajari dan menerapkan materi yang ada di Platform Merdeka Mengajar. Dengan demikian guru dapat berkolaborasi dan berbagi praktik baik serta refleksi di kelas masing-masing.
Merdeka Belajar melalui Kurikulum Merdeka merupakan terobosan yang membantu guru dan kepala sekolah mengubah proses belajar mengajar menjadi jauh lebih relevan, mendalam, dan menyenangkan. Kolaborasi berbagai pihak bersama-sama mencoba melakukan akselerasi peningkatan mutu pendidikan dengan Kurikulum Merdeka dan platform Merdeka Mengajar. Hal ini tentunya perlu kerja sama antar pihak untuk mewujudkan Merdeka Belajar yang sesungguhnya.
Seberapa penting Platform Merdeka Mengajar?
Platform Merdeka Mengajar (PMM) merupakan platform teknologi yang menjadi penggerak bagi para guru untuk mengajar lebih baik, meningkatkan kompetensi, dan berkarya lebih baik. Inilah yang sejatinya dinamakan  sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui.Â
Selain mendapatkan ilmu dan wawasan yang bermanfaat sebagai bekal mengajar bagi seorang guru, topik pelatihan di dalam PMM dapat dpraktikkan secara langsung untuk mengatasi permasalahan proses pembelajaran di dalam kelas. Harapannya melalui Platform Merdeka Mengajar kita berupaya mendukung transformasi teknologi pendidikan di Indonesia.
Di dalam Platform Merdeka Mengajar (PMM) terdapat beberapa pilihan menu yang dapat diakses secara gratis bagi para guru. Pilihan menu bermanfaat di dalam PMM memudahkan para guru untuk meng-upgrade kapasitas diri, mencari referensi, dan menambah wawasan keilmuan yang semakin spesifik dan mendalam.Â
Adapun menu bermanfaat tersebut antara lain Asesmen Murid, Pelatihan Mandiri, Perangkat Ajar, Video Inspirasi, dan Bukti Karya. Selanjutnya para guru juga dapat menunjukkan kreativitas melalui aksi nyata, mendapatkan inspirasi praktik belajar mengajar, mendokumentasi hasil karya diri, dan membagikannya kepada rekan sejawat untuk mendapat umpan balik dan saling memberikan inspirasi satu sama lain.
Apa yang sudah dilakukan melalui PMM?
Sejauh ini PMM telah merilis 27 topik pada menu Pelatihan Mandiri. Salah satu topik yang disajikan pada Pelatihan Mandiri ialah Penyesuaian Pembelajaran dengan Kebutuhan dan Karakteristik Murid. Topik ini merupakan salah satu topik yang sangat menarik bagi saya. Mengapa demikian? Hal  ini dikarenakan melalui topik ini saya memperoleh gambaran untuk menerapkan strategi pembelajaran yang tepat pada murid-murid di sekolah tempat saya mengajar.
Seperti yang telah saya lakukan pada bebrapa waktu lalu, saya mencoba melakukan diferensiasi pembelajaran pada aspek konten dan aspek proses. Sebuah strategi yang cukup menantang bagi saya sebab hal tersebut merupakan sesuatu yang baru bagi saya.
Pada tahap pertama, saya memperoleh gambaran kondisi awal kelas melalui tes diagnostik kognitif yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan awal masing-masing murid sehingga secara spesifik dapat dikelompokkan menjadi kategori mahir, cakap, layak, dan berkembang.Â
Di sisi lain, saya juga melakukan tes diagnostik non kognitif untuk mengetahui gaya belajar murid sehingga diperoleh kelompok murid dengan beberapa tipe gaya belajar meliputi auditori, visual, dan kinestetik. Kedua langkah awal ini sangat membantu saya untuk mengambil langkah selanjutnya dalam memilih model dan metode pembelajaran yang akan digunakan disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik murid serta karakteristik materi ajar pula.
Bagaimana strategi yang dilakukan selanjutnya?
Diferensiasi konten
Setelah memiliki gambaran kondisi kelas, saya memilih untuk melakukan diferensiasi konten pada materi esensial yang hendak saya ajarkan pada murid. Saya membagi materi esensial tersebut ke dalam beberapa submateri yang memiliki tingkat kesulitan tidak jauh berbeda. Submateri ini yang kemudian dipelajari murid dalam kelompoknya masing-masing. Di mana masing-masing kelompok berperan menjadi kelompok ahli dari setiap submateri yang dibagikan.
Diferensiasi proses
Saya membagi kelas menjadi kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang dengan tingkat kepahaman yang berbeda-beda dalam satu kelompoknya. Artinya, dalam satu kelompok terdapat murid dengan kategori mahir, cakap, layak, dan berkembang.
Perlakuan saya pada masing-masing murid disesuaikan dengan kategori mereka. Saya memberikan keleluasaan pada murid mahir dan cakap untuk mengeksplorasi informasi dari berbagai sumber sesuai dengan tipe gaya belajar mereka. Lalu, murid dengan kategori layak dan berkembang saya berikan perlakuan khusus berupa tanya jawab secara lisan untuk memberikan gambaran berkaitan dengan materi yang akan dipelajari.
Adapun teknis penerapannya yakni masing-masing kelompok saya persilakan maju berhadapan dengan saya. Dua orang murid pertama (mahir dan cakap) saya berikan gadget untuk mengakses video materi yang tengah dipelajari dan selanjutnya menceritakan informasi yang didapatkan dari hasil ekslporasi tersebut menggunakan bahasa mereka di depan saya. Saya hanya mendengarkan dan sesikit meluruskan apabila terdapat konsep yang kurang tepat. Lalu, bagaimana dengan murid yang memiliki kategori layak dan berkembang?
Mereka akan mendapatkan perlakuan khusus yakni pemberian sedikit penjelasan singkat sebagai pemantik serta penayangan video materi disertai penjelasan dari saya. Selanjutnya saya akan memberikan pertanyaan berkaitan materi yang tengah dipelajari. Dengan demikian, tahap awal pemberian proyek selesai.
Selanjutnya, masing-masing kelompok saya berikan proyek dengan konten berbeda seperti yang telah dijelaskan untuk dikerjakan selama periode waktu tertentu. Para murid bebas mengeksplorasi informasi sesuai submateri yang didapatkan tiap kelompok. Proyek yang saya berikan pada mereka ialah pembuatan media presentasi dalam bentuk pameran karya.Â
Karya dapat berupa peta konsep tiga dimensi, alur pikir dua dimensi, maupun poster sains. Pengerjaan proyek dilakukan di luar jam pelajaran namun tetap berada dalam pengawasan guru saat proses pengerjaanya. Harapannya, masing-masing anggota kelompok dapat bekerja sama untuk menciptakan karya yang siap disajikan pada pameran di pertemuan selanjutnya.
Proses presentasi masing-masing kelompok dibentuk seperti pameran karya bergiliran (walk gallery). Sebelum proses presentasi pameran dimulai, setiap kelompok telah memposisikan diri pada lokasi stand-nya masing-masing.
Pameran dibagi menjadi tiga sesi. Sesi pertama yakni murid mahir dari masing-masing kelompok berjaga-jaga di stand sedangkan murid cakap, layak, dan berkembang keliling menuju stand kelompok lain untuk mendapatkan informasi dan penjelasan mengenai submateri yang disajikan dengan teknis waktu kunjungan dipandu oleh aba-aba dari guru.Â
Setelah sesi pertama selesai, murid dengan kategori cakap bergantian menjaga stand untuk memberikan penjelasan pada tamu yang berkunjung pada stand galeri kelompoknya. Murid kategori mahir, berkembang, dan layak berkeliling mengumpulkan informasi dari kelompok lain.Â
Sesi kedua berakhir ketika anggota kelompok telah kembali ke galeri masing-masing. Selanjutnya pada sesi putaran ketiga, murid dengan kemampuan layak dan berkembang secara bersamaan menjaga galeri untuk menerima tamu yang akan datang berkunjung mencari informasi berkaitan dengan materi yang disajikan.
Mengapa murid dengan kategori layak dan berkembang menjaga stand bersama? Hal ini dimaksudkan supaya mereka dapat berkolaborasi dan memiliki tanggung jawab yang sama pada kelompoknya dan tidak merasa paling tidak pintar. Perlu diketahui oleh kita bersama bahwa penggolongan mahir, cakap, layak, dan berkembang cukup guru pengampu yang mengetahuinya. Hal ini dirahasiakan untuk tetap menjaga perasaan murid satu sama lain.
Pada bagian akhir, guru melakukan evaluasi dan refleksi dari serangkaian kegiatan yang telah dilakukan oleh para murid. Guru bersama murid mengambil kesimpulan dari materi yang telah dipelajari. Guru juga menanyakan bagaimana perasaan para murid setelah melakukan kegiatan pembelajaran yang cukup panjang.
Kegiatan pembelajaran berbasis proyek yang terintegrasi dengan bentuk pameran (walk-gallery) seperti ini ternyata mampu memfasilitasi kebutuhan masing-masing murid dan meningkatkan rasa antusias murid dalam proses pembelajaran yang dikemas secara menarik dan menyenangkan. Di sisi lain, dengan strategi pembelajaran ini tiap-tiap murid merasa memiliki tanggung jawab dan hak yang sama selama proses pembelajaran berlangsung. Tidak ada yang merasa kurang diperhatikan oleh guru. Hal ini dikarenakan semua murid mendapatkan perlakuan sesuai dengan kebutuhannya.
#Kurikulum Merdeka
#Merdeka Belajar
#Platform Merdeka Mengajar
Cilacap, 02 April 2023
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI