Sejauh ini PMM telah merilis 27 topik pada menu Pelatihan Mandiri. Salah satu topik yang disajikan pada Pelatihan Mandiri ialah Penyesuaian Pembelajaran dengan Kebutuhan dan Karakteristik Murid. Topik ini merupakan salah satu topik yang sangat menarik bagi saya. Mengapa demikian? Hal  ini dikarenakan melalui topik ini saya memperoleh gambaran untuk menerapkan strategi pembelajaran yang tepat pada murid-murid di sekolah tempat saya mengajar.
Seperti yang telah saya lakukan pada bebrapa waktu lalu, saya mencoba melakukan diferensiasi pembelajaran pada aspek konten dan aspek proses. Sebuah strategi yang cukup menantang bagi saya sebab hal tersebut merupakan sesuatu yang baru bagi saya.
Pada tahap pertama, saya memperoleh gambaran kondisi awal kelas melalui tes diagnostik kognitif yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan awal masing-masing murid sehingga secara spesifik dapat dikelompokkan menjadi kategori mahir, cakap, layak, dan berkembang.Â
Di sisi lain, saya juga melakukan tes diagnostik non kognitif untuk mengetahui gaya belajar murid sehingga diperoleh kelompok murid dengan beberapa tipe gaya belajar meliputi auditori, visual, dan kinestetik. Kedua langkah awal ini sangat membantu saya untuk mengambil langkah selanjutnya dalam memilih model dan metode pembelajaran yang akan digunakan disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik murid serta karakteristik materi ajar pula.
Bagaimana strategi yang dilakukan selanjutnya?
Diferensiasi konten
Setelah memiliki gambaran kondisi kelas, saya memilih untuk melakukan diferensiasi konten pada materi esensial yang hendak saya ajarkan pada murid. Saya membagi materi esensial tersebut ke dalam beberapa submateri yang memiliki tingkat kesulitan tidak jauh berbeda. Submateri ini yang kemudian dipelajari murid dalam kelompoknya masing-masing. Di mana masing-masing kelompok berperan menjadi kelompok ahli dari setiap submateri yang dibagikan.
Diferensiasi proses
Saya membagi kelas menjadi kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang dengan tingkat kepahaman yang berbeda-beda dalam satu kelompoknya. Artinya, dalam satu kelompok terdapat murid dengan kategori mahir, cakap, layak, dan berkembang.
Perlakuan saya pada masing-masing murid disesuaikan dengan kategori mereka. Saya memberikan keleluasaan pada murid mahir dan cakap untuk mengeksplorasi informasi dari berbagai sumber sesuai dengan tipe gaya belajar mereka. Lalu, murid dengan kategori layak dan berkembang saya berikan perlakuan khusus berupa tanya jawab secara lisan untuk memberikan gambaran berkaitan dengan materi yang akan dipelajari.
Adapun teknis penerapannya yakni masing-masing kelompok saya persilakan maju berhadapan dengan saya. Dua orang murid pertama (mahir dan cakap) saya berikan gadget untuk mengakses video materi yang tengah dipelajari dan selanjutnya menceritakan informasi yang didapatkan dari hasil ekslporasi tersebut menggunakan bahasa mereka di depan saya. Saya hanya mendengarkan dan sesikit meluruskan apabila terdapat konsep yang kurang tepat. Lalu, bagaimana dengan murid yang memiliki kategori layak dan berkembang?