Syukurlah batinku.
Selang beberapa lama seorang anak teman Apip mengirim jawaban dari soal yang saya berikan. Begitu  kulihat jawabannya, rasa curiga mulai muncul. Kok jawabannya mirip sama punya Apip? Akumencoba memancing si anak ini untuk menjelaskan jawabannya. Tapi pendapatnya semakin membuat aku yakin kalau si anak ini memang tidak mengerjakan sendiri. Masih curiga pada Apip, aku langsung mengirim pesan pada Apip.
"Pip? Saya boleh suudzon sama Apip?" tanyaku langsung tanpa basabasi disertai emot yang menggambarkan perasaan saya saat itu.
"Boleh bu.. Apa si yang ga buat buguru" dengan emot ketawa lebar.
Ealah ini bocah masih sempet bercanda, belum sadar kali ya..
"Kamu ngajarin X sama Y?" tanyaku langsung tanpa basa-basi
"Atau kirim jawaban ke mereka?" skak mat kamu, batinku.
Kukira dia tidak akan mengaku, namun ternyata...
"Dua-duanya Bu. Lha aku bingung dua-duanya tanya sama aku semua"
Jujur banget si ini anak. Sebenarnya aku cukup dongkol sih dengan jawaban dia. Tapi setidaknya dia mengatakan hal yang sebenarnya. Lalu? Haruskah aku marah padanya?
"Mbok ya, lain kali kalau mau kirim jawaban tuh, mandan kreatif"