Sedangkan, bagi mereka yang dianggap tidak memenuhi standar kecantikan ini, akan dianggap cari perhatian, panjat sosial, atau paling parah ujaran seperti, "Udah jelek banyak gaya lagi." atau "Ya ampun mau gaya apaan, sih? Maksa banget. Gak cocok!" Dari standar ganda, sekarang timbul body shaming.
Ungkapan-ungkapan seperti itu memang seringkali ditemukan di cuitan-cuitan yang menyebar di media sosial.
Selain warna kulit dan kemolekan tubuh, Â dapat ditemukan beberapa standar ganda lain yang tak asing di tengah masyarakat kita, antara lain sebagai berikut.
Standar ganda antar gender berbeda.
Ini menjadi masalah yang paling utama. contohnya:
1. Laki-laki topless 'kotak-kotak' dipuji, perempuan pakai baju tanpa lengan atau berbelahan dada rendah dibilang cari perhatian dan mengundang berahi.
2. Perempuan jadi korban abusive relationship dibela mati-matian, tapi jika laki-laki yang menjadi korban dianggap tidak gentle dan malah ditertawakan karena dianggap tidak bisa membela diri. Ini juga berkaitan dengan toxic masculinity yang menganggap bahwa laki-laki harus kuat dan tidak boleh lemah.
3. Laki-laki aktif berhubungan seksual dianggap biasa, kalau perempuan dianggap jalang dan murahan.
4. Perempuan harus masih perawan sebelum menikah, kalau laki-laki bebas berhubungan.
5. Perempuan menggoda laki-laki dianggap 'iseng', laki-laki menggoda perempuan otomatis pelecehan.
6. Laki-laki bertukar informasi dianggap pintar dan berkharisma, sedangkan perempuan bertukar informasi dianggap melulu bergosip.