Semarang Kelas XI Teknik Mesin ditembak oknum polisi, korban meninggal dunia.
Beberapa saksi menyebutkan korban bersama satu orang temannya berinisal S, melintas di Sabtu (23/11/2024) malam jelang Minggu (24/11/2024) dini hari.
Informasi dari pihak SMK 4 Semarang ada tiga siswa yang alami kejadian diduga penembakan oleh oknum polisi, diantaranya korban meninggal dunia Gamma Rizkynata Oktafandy kelas 11 jurusan teknik mesin, S kelas 11 jurusan teknik tenaga listrik dan A kelas 12 jurusan teknik tenaga listrik. Korban inisial A dan S mengalami luka serius.
Pihak kepolisian menyebutkan bahwa dilokasi ada dua gangster yang sedang tawuran dan salah satu dari mereka ada korban dan kedua temannya. Anggota polisi melakukan upaya melerai, namun ternyata anggota polisi diserang hingga melakukan tindakan tegas dan melakukan tembakan mengenai pinggul korban
Setelah ada tembakan itu anggota yang berada di lokasi membawa korban ke RSUP dr. Kariadi Semarang, namun naas nyawa gamma tidak tertolong dan keluarga membawa jenazah ke Pemakaman umum (TPU) Bangunteju, Desa Saradan, Kecamatan Karangmalang, Sragen, untuk dimakamkan. Dengan jarak 500 meter dari rumah kakeknya.
Anggota Komisi III DPR RI Wayan Sudirta meminta agar kasus pembunuhan Gamma Rizkynata Oktafandy, siswa SMKN 4 Semarang, Jawa Tengah, dibuka seluas-luasnya dan tindakan hukum maupun pelanggaran etika. Apabila diperlukan, Sidirta mengajak seluruh pihak untuk memberi masukan kepada Komisi III DPR untuk mengevaluasikan kinerja Polri untuk mengevaluasikan kewenangan, tugas, fungsi, serta peran Polri agar dapat terawasi dan terkendarai dengan baik.
Seorang karyawan minimarket di Jalan Candi Penataran, Reza mengatakan, tokonya didatangin oleh polisi sebanyak dua kali yakni pada Minggu (24/11/2024) sekira pukul 09.00 WIB dan senin (25/11/2024) pukul 10.00 WIB. Polisi mengambil rekaman video CCTV di depan dan atas toko. Kata Reza dalam rekaman CCTV tersebut hanya memperlihatkan seorang pria menaiki motor matic lalu turun di tengah jalan.
Pria itu lalu mengghalangi jalan dengan motornya dan membacok beberapa orang yang lewat dengan menggunakan celurit. "Kalau tawuran tidak ada. Hanya pria yang menghadang orang lewat," tegasnya.
Reza mengakui tidak mengetahui adanya penembekan yang dilakukan polisi terhadap korban.
"Kalau rekaman (polisi tembak tersangka tawuran) saya tidak tahu, bukan otorisasi saya menjawab," tuturnya.
"Terakhir yang kemarin. Tapi saya tidak melihat langsung hanya dengar saja. Polisi juga ke masjid untuk mengambil kamera CCTV," ungkapnya.
Lokasi masjid tersebut bersebrangan dengan toko yang disebut polisi menjadi lokasi penembekan.