Mohon tunggu...
Oktavia Wijaya
Oktavia Wijaya Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Travel Enthusiast🍃 □ 📝 www.aivatko.com □📷www.instagram.com/oktaav

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Geliat Inovasi Produk Lokal di Desa Lebetawi

7 Desember 2018   14:24 Diperbarui: 7 Desember 2018   15:01 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ternyata, mereka sangat antusias dengan adanya kegiatan ini. gestur malu-malu ketika pertama bertemu sudah hilang dan berganti dengan kehebohan bercerita mengenai ide-ide produk yang mereka buat. Kendala dari usaha mereka adalah ketidakberanian mereka berinovasi dan cenderung membuat produk yang mainstream. Meskipun ada beberapa orang yang sudah berpengalaman mendapatkan pelatihan mengenai UMKM, tetap saja tidak maksimal dikarenakan banyak kendalanya.

Presentasi dan Sharing
Presentasi dan Sharing
Berfoto bersama setelah Kegiatan
Berfoto bersama setelah Kegiatan
Melihat antusiasme yang tinggi, kami akhirnya memberikan tantangan kepada para ibu-ibu dan remaja putri yang datang untuk membuat beberapa produk lokal yang nantinya akan mereka presentasikan di depan kami dalam jangka waktu tiga hari. "Siapa takut?", mereka menjawab tanpa gentar.

Sembilan Produk Inovasi Lokal

Tiga hari berikutnya, kami menagih janji para ibu dan remaja tersebut. Kali ini bukan di Bale Desa, tapi di rumah Ibu Kepala Desa. Saat kami masih membereskan tempat, para ibu sudah datang dengan menenteng produk lokal buatan mereka dengan senyum lebar.

"Ini kami buat ada sembilan macam", ujar Ibu Kepala Desa. 

Hah? Kami tercengang. Luar biasa sekali semangat para ibu dan remaja putri ini. Ternyata, selama ini mereka sudah memiliki ide mengenai pembuatan produk lokal tersebut tetapi masih tidak percaya diri. Mereka mengutarakan bahwa dengan adanya kegiatan sharing mengenai potensi produk lokal, mereka menjadi percaya diri dan semangat membuat produk.

Sembilan produk itu terdiri dari cemilan asin dan manis. Aku lupa nama-namanya, tapi yang pasti rasanya enak. Selain berinovasi dengan bentuk makanannya, mereka juga berinovasi dengan rasa. Uniknya, bumbu atau rasa yang mereka buat adalah alami dan dibuat sendiri. Misalkan ada cemilan dengan rasa coklat atau pandan, mereka membuat bumbunya sendiri jadi selain enak bumbunya juga sehat karena menggunakan bahan-bahan yang alami. Kami mencicipi satu-satu dengan perasaan bahagia dan haru melihat semangat para ibu dan remaja putri di sana.

Berfoto bersama dengan pembuat Produk Inovasi Lokal
Berfoto bersama dengan pembuat Produk Inovasi Lokal
Permasalahan tidak berhenti sampai di sana. Setelah produk inovasi lokal tercipta, inovasi packaging yang menjadi kendala. Harga packaging disana ternyata mahal, tidak seperti di Jawa. Setelah kami survey pasar pun, tidak ada packaging yang inovatif dan murah. Untuk membuat custom apalagi, lebih mahal. Salah satu alasan kenapa harganya mahal adalah packagingnya didatangkan dari jauh. Jadi selain biaya produksi, ada juga biaya pengiriman yang membuat harganya menjadi mahal.

Ketika kami akan pulang ke Surabaya, kami memesan produk-produk yang mereka buat sebagai buah tangan. Mereka sangat senang dan bersemangat membuat pesanan yang lumayan banyak ini. Uniknya, mereka berbisnis dengan saling membantu bukannya saling bersaing. Pekerjaan ini dibagi-bagi dan akan saling membantu jika ada yang kewalahan melayani pesanan. Meskipun sistemnya belum berjalan dengan baik dan packagingnya masih belum benar-benar rapi, tapi semangatnya bikin kami senang.

JNE di Pelosok Negeri

Aku mengingat pengalaman itu sambil senyum-senyum sendiri. Tak terasa, itu lebih dari satu tahun yang lalu, jadi rindu Lebetawi. Akhirnya aku menghubungi Bang Fachri, rekan yang memang tinggal disana. Senang sekali mendengar kabar bahwa kegiatan perekonomian disana melalui inovasi produk lokal ini masih berlanjut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun