Mohon tunggu...
Nata
Nata Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hanya senang menulis

Selanjutnya

Tutup

KKN Pilihan

Kisah Kisah Ngeri: Desa Hanum dan Misteri Teror Rumah KKN

28 Juni 2024   22:26 Diperbarui: 28 Juni 2024   22:32 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KKN. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

" Istighfar, Na. Ini punya orang, kita punya tanggung jawab buat jaga ini semua," ucap Ela sambil mengelus bahu perempuan di depannya.

" Gua cuman mau tahu apa isi gudang di Rumah ini, La. Apa yang sebenarnya disembunyiin pemilik Rumah ini!"

" Urusan kita disini cuman jalanin tugas dari Kampus, Na. Apapun yang ada di Rumah dan segala yang terjadi di Desa ini, itu semua bukan urusan kita. Urusan kita cuman kelarin progja (Program Kerja) KKN masing-masing dan setelahnya kita pergi dari Desa ini," terang Aigar mencoba menenangkan.

Rafina menghela napas panjang dan mencoba untuk berpikir jernih, mungkin benar apa yang diucapkan oleh teman-temannya. Bukan urusan mereka untuk mengetahui segala hal yang terjadi disini, urusan mereka hanya menjalankan tugas dari Kampus dan segera pergi dari Desa itu.

Minggu ini adalah minggu terakhir mereka menjalani kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Rafina dan teman-temannya tampak riang menyambut hari-hari terakhir mereka menempati Rumah tersebut. Salah satu dari mereka mengusulkan untuk membuat acara bersama pemuda dan pemudi di Desa. Mereka berencana menggelar acara itu di Rumah adat. Para pemuda dan pemudi Desa setuju dan mengatakan bahwa mereka akan menyampaikan kegiatan acara kepada tetua adat di Desa.

Rafina dan teman-teman mulai menyiapkan segalanya  malam itu bersama dengan kelompok sebelah. Kelompok sebelah juga mengusulkan bahwa mereka akan melakukan acara adat yang sering dilakukan saat  acara pernikahan dilangsungkan. Acara adat ini dilakukan dengan serah terima sebuah kain oleh pemuda kepada lawan jenis/ perempuan, yang bertujuan untuk mengenal satu sama lain antara pemuda dan pemudi Desa dan apabila keduanya ingin melangsungkan ke jenjang yang lebih serius maka diperbolehkan dengan syarat diketahui tetua adat. Ada perbincangan di masyarakat apabila salah satu dari pemuda/I Desa secara sengaja melempar kain itu, maka akan terjadi balada di acara itu.


Ketua kelompok Rafina, Pram bersama dengan Vanno dan teman-teman Rafina sudah berada di Rumah adat. Sesuai dengan syarat yang diajukan oleh pemuda desa bahwa mereka wajib menggunakan baju putih dengan bawahan kain jarik. Tiba-tiba muncul rasa gelisah dalam hati Rafina, ia mulai berdoa meminta pertolongan Tuhannya, karena ia merasa ada yang ganjil dengan pelaksanaan acara itu. Sepengetahuan dirinya acaranya itu harus dipandu oleh tetua adat, namun tidak ada satu pun tetua adat dalam acara itu.

" Pram, dimana eyang Sitran (salah satu tetua adat yang akrab dengan Rafina)? Kata eyang kalo acara kayak gini bukanya harus dipimpin tetua adat?"

" Mungkin karena ini acara pribadi kita gak dihitung sebagai acara adat, Na. Lagian ketua pemuda Desa ini kan cucu salah satu tetua adat di Desa ini, dia pasti pernah diajarin tentang acara ini," terang Pram berusaha menenangkan Rafina.

Jawaban dari Pram tidak membuat rasa gelisah di hati Rafina memudar. Rafina terus memanjatkan doa dan meminta perlindungan kepada Tuhannya. Acara dimulai dengan pembukaan yang dilakukan oleh ketua pemuda Desa. Semua teman-teman Rafina tampak senang menyambut acara adat tersebut, karena hal itu merupakan pengalaman pertama mereka melakukan sesuatu yang menurut mereka cukup unik.

Ketua pemuda Desa mulai mengajari mereka cara melakukan acara adat tersebut. Lantunan lagu tradisional dengan pengiringan alat music daerah tersebut mulai terdengar. Semua perempuan disana mulai tertawa melihat tingkah lucu para laki-laki yang memberikan mereka kain khas daerah itu. Tiba Rafina yang menerima kain tersebut dari Aigar, lelaki itu tampak iseng mengulur waktu pemberian kain, membuat Rafina gemas dan mengambilnya pelan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten KKN Selengkapnya
Lihat KKN Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun