Berikut ini ada beberapa contoh cara mempersiapkan anak untuk mengelola pengharapannya (managing their expectation). Sangat efectif terutama untuk mencegah trantru yang disebabkan karena ketidaksiapan menghadapi stimulus dan penolakan.
Anda akan mengajak anak belanja :
“Sayang.. nanti jam 9 mama ajak kakak belanja ya, mama perlu membeli sayuran, nanti kakak bantu mama memasukkan sayuran yang sudah mama pilih ke trolley ya. Kakak nanti boleh memilih 1 buah permen lollipop sebagai hadiah sudah membantu mama dengan sabar saat kita membayar di kasir. Kita tidak membeli mainan hari ini, saat kita melewati rak mainan, kakak sudah tahu bahwa hari ini kita tidak membeli mainan. Apakah kakak mengerti dan setuju?”
Anda akan mengajak anak anda terbang :
Persiapkan paling tidak beberapa hari sebelumnya tentang pentingnya memasang sabuk pengaman di pesawat. Lakukan simulasi sambil bermain.
“Sayang, apakah abang tahu apa gunanya sabuk pengaman? Sabuk pengaman itu gunanya menjaga kita dari bahaya cedera jika tiba-tiba kendaraan yang kita tumpangi harus berhenti atau ada hentakan. Sini papa beri contoh. (Pangku anak anda dalam posisi duduk) Nah.. jika abang sedang duduk begini lalu tiba-tiba kendaraan yang kita tumpangi berhenti, maka… (luruskan kaki atau dorong pelan sehingga tubuhnya merosot ke depan dan tangkap dengan tangan melingkar seperti sabuk pengaman) hap!.. sabuk pengaman menahan tubuhmu dari terhempas ke depan. Kira-kira kalau abang terhempas ke depan apa yang terjadi ya?.. (Kepala benjol, hidung mlenyet, berdarah dll dll, biarkan dia bereksplorasi dengan jawabannya).. Pintar anak papa… Kalau begitu kita bilang terimakasih pada sabuk pengaman yuk… (tepuk-tepukkan tangan anak ke tangan anda) Terimakasih sabuk pengaman. Kamu temanku…” (Lakukan beberapa hari dengan berbagai cara yang kreatif ya, kalau saya contohkan semua nanti artikel ini jadi buku deh..:)). Lalu buat kesepakatan seperti contoh pertama. Voilaa….. Anda siap terbang dengan tenang sekaligus menumbuhkan kesadaran keselamatan berkendara.
3. ASAH KETAJAMAN DAN SENSITIFITAS INDERA (sensory acuity)
Ketika anda sudah memahami prinsip pertama yaitu memahami dunia anak, tentu anda mengerti tanda-tanda kelelahan, mengantuk, lapar, bosan dan perasaan tidak nyaman yang lain. Kecepatan anda menanggapi tanda-tanda ini akan menyelamatkan anda dari kerepotan yang panjang untuk menyelesaikan tantrum. Jadi ortu jangan selfie or enjoy sendiri, dan meminta seorang balita untuk memahami kerepotan anda. Jika anak sudah tampak bosan melihat anda ngobrol berkepanjangan dengan teman anda, berhentilah dan beri perhatian padanya. Anak yang dibesarkan oleh ayah dan ibu yang cepat tanggap terhadap tanda-tanda ketidaknyamanan akan tumbuh menjadi anak yang juga tanggap terhadap ketidaknyamanan anda. Jadilah teladan dan bersiaplah meleleh ketika nanti anak anda dengan manis berkata “Mama kok kelihatan lelah, sini aku pijitin.. atau Papa haus ya? Aku ambilin minum ya?” Sebaliknya jika anda terbiasa abai, maka anak juga akan menjadi selfish dan semakin sering menuntut perhatian.
Dalam berbagai buku dan artikel mengenai gangguan perkembangan, ketajaman indera ini juga sangat bermanfaat mencegah tantrum yang mengikuti gangguan perkembangan. Berlatihlah sesering mungkin. Repot? Tentu, jadi orang tua memang repot dan bukankan do’a anak-anak anda adalah salah satu dari sedikit amal yang tidak terputus setelah anda meninggal? Wajar bukan jika anda berinvestasi waktu dan tenaga sejak sekarang?
4. FLEKSIBEL DALAM BERTINDAK (behavior flexibility)
Fleksibel dalam bertindak bukan berarti inconsistent atau boleh mengabaikan keselamatan, tetapi biasakan berpikir kreatif mencari alternatiif dan lentur menyesuaikan situasi.