Saat berjalan menyusuri jalur inilah, kami dimanjakan dengan pepohonan cemara dan anjungan Garugiwa (anjungan di mana para pengamat burung dapat mengamati burung Garugiwa atau bulbul Flores).
Meski menempuh ketinggian 1.384,5 mdpl, tetapi pemandangan khas danau Kelimutu yang memanjakan mata menghilangkan semua rasa capai tersebut.
Setiap pengunjung mendapatkan informasi yang cukup dari berbagai papan petunjuk baik yang menunjukkan arah atau memberikan berbagai informasi tentang danau Kelimutu.
Kesan pertama saya adalah decakan kagum sambil berujar wow luar biasa.
Saya langsung melihat dua danau yang hampir menyatu di sisi kanan jalan setapak yang kami lalui.Â
Dua kawah danau ini hanya dibatasi oleh dinding batu sempit yang sangat terjal. Dua kawah ini juga dikelilingi dengan dinding batu cadas dengan sudut kemiringan hampir mencapai 70 derajat.Â
Sementara dari informasi disajikan lewat papan informasi yang ada, ketinggian dinding berkisar antara 50 sampai 150 meter. Ini membuatnya sangat berbahaya.Â
Untuk itu para pengunjung harus juga berhati-hati untuk tidak terlalu dekat ke bibir danau.
Agar aman, indahkan informasi dan juga peringatan-peringatan yang ada pada papan-papan informasi.
Sekali lagi, agar aman, para pengunjung juga sebaiknya tidak melewati pagar-pagar yang sudah dibuat sebagai batas aman bagi pengunjung untuk melihat danau.Â
Dari informasi yang saya peroleh, pagar ini dulunya tidak ada, tetapi baru dibuat oleh pemerintah untuk meminimalisir kecelakaan-kecelakan yang terjadi akibat dari ketidakhati-hatian dan kelalaian dari pengunjung.