Mohon tunggu...
Okto Klau
Okto Klau Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Menulis adalah mengabadikan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Danau Kelimutu, Destinasi Wisata Flores yang Tidak Boleh Terlewatkan

12 Desember 2024   14:29 Diperbarui: 12 Desember 2024   20:57 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto keluarga besar ketika bertamasya ke Danau Kelimutu. Sumber: dok.pribadi tahun 2016

Bila ke Flores, singgahlah sebentar ke danau Kelimutu. Saya yakin, Anda tidak akan kecewa dengan pemandangan dan keindahkan alam yang disajikan. 

Setidaknya, itulah pengalaman saya ketika menjejakkan kaki untuk pertama kalinya di tempat eksotis tersebut.

Danau Kelimutu terkenal kerena memiliki tiga warna dengan tiga kawah khasnya.  

Danau ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Taman Nasional Kelimutu yang terletak di Kabupaten Ende, Flores tepatnya di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu.

Menurut bahasa setempat Kelimutu berarti danau yang mendidih. Danau ini adalah sebuah tempat eksotis yang menyimpan sejuta keindahan yang menawan hati dan memiliki daya magis tersendiri bagi para wisatawan lokal dan mancanegara.

Saya mengunjungi danau Kelimutu untuk pertama kalinya pada tahun 2016 silam. Memang sudah banyak waktu berlalu tetapi kenangan akan tempat eksotis tersebut rasanya masih tetap hidup di memoriku hingga kini.

Apalagi waktu itu, tamasya yang kami lakukan bukanlah tamasya biasa melainkan tamasya yang sangat istimewa. Tamasya tersebut melibatkan seluruh keluarga besarku dari Timor.

Pada waktu itu kebetulan ada sebuah acara yang membutuhkan kehadiran hampir semua keluarga. Tempat acaranya di Maumere, Kabupaten Sikka. 

Setelah semua acara selesai, sepertinya ada yang kurang bila harus kembali ke Timor kalau belum ke danau Kelimutu. Akhirnya kami bersepakat untuk ke Kelimutu.

Dengan dua kenderaan, satu pickup dan satu mobil EPV kami menuju Kelimutu. 

Kami berangkat pagi-pagi sekali karena menurut informasi, bila terlambat sedikit saja, kabut sudah turun dan pemandangan yang diharapkan tidak bisa didapat.

Jadilah kami berangkat pukul 05.00 Wita. Dan setelah menempuh jarak 90-an km dengan waktu tempuh dua setengah jam lebih akhirnya kami tiba di lokasi wisata.

Pemandangan yang disajikan selama perjalanan juga tidak kalah menarik. Dari pantai utara kami berkenderaan menuju pantai selatan, kemudian menyusuri jalanan perbukitan dan pegunungan khas pulau Flores.

Semua pemandangan yang ada sangat memanjakan mata.

Sebelum sampai ke atas gunung Kelimutu, kami juga memanjakan mata kami dengan sawah bertingkat dari kota Moni yang merupakan bagian bawah dari gunung Kelimutu.

Selain itu jalanan yang berkelok dan menanjak yang hampir tidak ada putusnya, juga memacu adrenalin keluarga besarku yang selama hidup belum menemukan jalanan menanjak seintens ini. 

Maklumlah, kami dari pulau Timor yang meski ada juga bukit dan pegunungan tetapi jalannya relatif rata.

Perjalanan kami waktu itu sudah di rancang sedemikian rupa sehingga nantinya kami akan makan siang di pantai Koka, salah satu pantai yang sangat indah sebelum sampai ke danau Kelimutu bila perjalanan dari kabupaten Sikka.

Dan benar saja sekitar pukul 07.30 Wita, kami sudah tiba di gerbang pertama sebelum masuk ke taman nasional danau Kelimutu. 

Setelah istirahat sejenak sambil minum kopi dan teh, kami melanjutkan perjalanan menuju ke danau Kelimutu dengan berjalan kaki.

Gunung Kelimutu memiliki kelerengan yang cukup terjal tetapi terdapat salah satu jalur yang umum dilalui oleh pengunjung. 

Kami melalui jalur ini, jalur setapak yang diengkapi dengan pagar pelindung agar kegiatan tamasya dan wisata yang kami lakukan tetap aman.

Saat berjalan menyusuri jalur inilah, kami dimanjakan dengan pepohonan cemara dan anjungan Garugiwa (anjungan di mana para pengamat burung dapat mengamati burung Garugiwa atau bulbul Flores).

Meski menempuh ketinggian 1.384,5 mdpl, tetapi pemandangan khas danau Kelimutu yang memanjakan mata menghilangkan semua rasa capai tersebut.

Setiap pengunjung mendapatkan informasi yang cukup dari berbagai papan petunjuk baik yang menunjukkan arah atau memberikan berbagai informasi tentang danau Kelimutu.

Kesan pertama saya adalah decakan kagum sambil berujar wow luar biasa.

Saya langsung melihat dua danau yang hampir menyatu di sisi kanan jalan setapak yang kami lalui. 

Dua kawah danau ini hanya dibatasi oleh dinding batu sempit yang sangat terjal. Dua kawah ini juga dikelilingi dengan dinding batu cadas dengan sudut kemiringan hampir mencapai 70 derajat. 

Sementara dari informasi disajikan lewat papan informasi yang ada, ketinggian dinding berkisar antara 50 sampai 150 meter. Ini membuatnya sangat berbahaya. 

Untuk itu para pengunjung harus juga berhati-hati untuk tidak terlalu dekat ke bibir danau.

Papan-papan informasi di Danau Kelimutu. Sumber: dok.pribadi tahun 2016
Papan-papan informasi di Danau Kelimutu. Sumber: dok.pribadi tahun 2016
Agar aman, indahkan informasi dan juga peringatan-peringatan yang ada pada papan-papan informasi.

Sekali lagi, agar aman, para pengunjung juga sebaiknya tidak melewati pagar-pagar yang sudah dibuat sebagai batas aman bagi pengunjung untuk melihat danau. 

Dari informasi yang saya peroleh, pagar ini dulunya tidak ada, tetapi baru dibuat oleh pemerintah untuk meminimalisir kecelakaan-kecelakan yang terjadi akibat dari ketidakhati-hatian dan kelalaian dari pengunjung.

Dua danau yang berdekatan itu adalah Tiwu Nuwa Muri Koo Fai dan Tiwu Ata Polo. 

Dari keterangan yang terpampang di papan informasi, ternyata Tiwu Nuwa Muri Koo Fai diyakini masyarakat setempat sebagai tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang muda yang sudah meninggal. 

Sedangkan Tiwu Ata Polo merupakann tempat berkumpulnya jiwa orang-orang yang selama hidupnya melakukan kejahatan.

Dari dua kawah danau itu, kami mulai berjalan lagi beberapa ratus meter untuk bisa sampai ke kawah dari danau yang ketiga, yaitu Tiwu Ata Mbupu. 

Danau ini letaknya agak terpisah dari kedua yang lain. Tetapi tetap juga dikelilingi dengan dinding yang curam, karena itu pengunjung juga masih harus tetap berhati-hati. 

Danau ketiga ini diyakini oleh penduduk setempat sebagai tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang-orang tua yang sudah meninggal.

Ketiga danau ini bisa dilihat sekaligus dari puncak Kelimutu yang dirancang sedemikian rupa dengan diberi pagar pembatas yang memberi rasa aman kepada para pengunjung. 

Untuk menuju puncak Kelimutu, perjalanan mananjak dilakukan dengan menapaki tangga.

Kurang lebih pukul 11.30 kami telah kembali ke gerbang utama tempat kenderaan-kenderaan kami diparkir. 

Perut yang sudah lapar membuat kami segera menuju ke pantai Koka untuk makan siang. Pantai Koka merupakan sebuah pantai eksotis pelengkap perjalan tamasya ke danau Kelimutu.

Setelah menikmati makan siang, kami masih melepaskan penat dengan berendam air laut di pantai indah ini. Pukul 15.00 Wita, kami keluar dari Koka menuju ke Maumere. 

Sebuah perjalanan tamasya yang tidak sia-sia. Meski lelah, tetapi ada kepuasan yang sangat terasa. Kelelahan yang ada terbayar lunas oleh keindahan pemandangan yang disajikan kepada kami.

Semoga suatu saat bisa kembali tempat eksotis ini. Meski demikian, para pengunjung harus selalu memperhatikan status dari gunung Kelimutu yang merupakan salah satu gunung api aktif agar perjalanan tamasya dan wisata kita aman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun