Saya menemukan bahwa di beberapa tempat, ada anak yang sudah kelas VI SD tetapi belum tahu membaca. Ini sangat memprihatinkan. Bukankah ini berarti kita mengalami ketertinggalan yang cukup jauh dari anak-anak di tempat lain?
Kita harus mengakui bahwa tingkat literasi kita sangat jauh tertinggal dari bangsa-bangsa lain. Ternyata bonus demografi yang kita miliki tidak memberi pengaruh apa apa.
Anak-anak sebagai generasi penerus bangsa sangat diharapkan meningkatkan  kemampuan membaca, menulis dan berhitung.
Mengapa penting? Sebab dengan membaca dapat membantu anak mengembangkan daya kognitif dan mengenalkannya kepada hal-hal baru.
Sementara untuk bisa mengungkapkan gagasan melalui media bahasa maka anak harus mempunyai kemampuan menulis.
Menulis merupakan proses menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami seseorang. Â Hal ini bertujuan agar orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik ini, kalau mereka memahami bahasa dan grafik tadi.
Untuk itu bagi seorang anak, latihan menulis harus dibuat menyenangkan dan tidak membosankan.
Sedangkan untuk mengetahui operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian maka anak harus belajar mengenal angka dan berhitung.
Kemampuan berhitung ini dapat membantu anak untuk memecahkan suatu masalah dan meningkatkan pola pikir yang baik.
Berbekal pengalaman kegiatan dari satu tempat ke tempat lain, saya menjadi tahu ternyata banyak sekali anak SD (Sekolah Dasar) yang belum bisa membaca.
Masalah utamanya adalah guru-guru kelas lebih fokus pada perintah Kurikulum. Saya jadi heran karena anak-anak SD kelas 1 selalu diberikan tugas atau pekerjaan rumah.