Padahal sebagai orang tua, kita juga mesti melihat perkembangan anak. Ini merupakan tanggung jawab. Hanya sekitar 7 hingga 8 jam anak-anak bersama guru di sekolah. Selebihnya, anak bersama orang tua di rumah. Maka orang tua sebenarnya memiliki tanggung jawab yang lebih besar untuk perkembangan anak.
Kedua, kurang adanya konsentrasi. Kurang konsentrasi atau susah fokus merupakan kondisi yang sering dialami oleh anak saat sedang di dalam kelas.
Penyebab anak kurang fokus dalam belajar antara lain rasa cemas, belum beradaptasi dengan lingkungan sekolah, tidak mengerti materi, gangguan obsesif kompulsif, dan stres atau trauma.
Rasa cemas biasanya muncul dari ketakutan membuat kesalahan atau mempermalukan diri sendiri saat guru memanggilnya ke depan kelas. Rasa cemas juga bisa disebabkan karena anak harus berpisah dari orang tuanya. Saat anak jauh dari orang tuanya bisa saja ia tidak fokus belajar karena merasa tidak ada yang melindungi atau membuatnya nyaman.
Masa-masa adaptasi dengan lingkungan sekolah juga bisa menyebabkan anak tidak fokus belajar. Akhirnya ia akan ketinggalan dari teman-temannya yang tingkat adaptasinya tinggi.
Anak juga akan kesulitan untuk konsentrasi bila ia tidak memahami materi yang diberikan oleh guru. Belum lagi rasa cemas dan takut membuatnya malu bertanya.
Anak yang kurang konsentrasi atau tidak fokus tentu pikirannya terbagi dan kesulitan untuk bisa membaca, menulis atau berhitung.
Ketiga, siswa masih sulit membedakan huruf. Kesulitan siswa membedakan huruf. Apabila masalahnya demikian maka solusi yang harus ditempuh adalah menuntun siswa untuk mengenal huruf.
Setelah itu baru maju ke tahap berikutnya. Merangsang siswa untuk merangkai suku kata dan memperkenalkan kata-kata sederhana sehari-hari
Keempat, siswa masih tersendat-sendat membaca kalimat.
Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan siswa dalam mengenal huruf atau suku kata dan kata. Karena itu, anak kesulitan mengenal huruf dan kata sehingga membuat anak lambat atau tersendat-sendat membaca.