Mohon tunggu...
Okto Klau
Okto Klau Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Menulis adalah mengabadikan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Home Artikel Utama

Septic Tank Bagian dari Sanitasi Rumah yang Perlu Diperhatikan

25 Maret 2023   22:00 Diperbarui: 26 Maret 2023   21:23 873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi septic tank. Shutterstock via Kompas.com

Sanitasi menjadi bagian penting dalam penataan sebuah kota, kampung, desa, maupun sebuah rumah.

Banyak hal harus dipikirkan secara matang dalam hubungan dengan sanitasi.

KBBI mengartikan sanitasi sebagai cara untuk menciptakan sekaligus membina kondisi yang lebih baik di dalam masyarakat, khususnya di bidang kesehatan.

Dengan demikian sanitasi selalu dihubungkan dengan suatu bentuk usaha manusia untuk menjamin agar kondisi lingkungan lebih sehat baik tanah, udara, dan air di lingkungan sekitar.

Sanitasi yang baik akan berdampak pada persediaan air bersih dan manajemen penanganan sampah limbahnya. Kondisi sanitasi yang baik dapat mencegah munculnya berbagai penyakit.

Membangun sebuah rumah misalnya, harus dipikirkan konsep sanitasinya yang baik agar di kemudian hari tidak menjadi boomerang bagi kita sendiri.

Termasuk di dalam sanitasi itu adalah manajemen pembuangan limbah-limbah rumah tangga. Dan salah satu masalah sanitasi yang serius di rumah-rumah adalah soal pembuangan limbah WC atau tinja.

Masalahnya, banyak orang tidak menyadari betapa pentingnya membuat atau membangun sebuah bak penampung limbah wc yang baik dan benar.

Sebenarnya air buangan dari WC harus dimasukkan ke dalam sebuah wadah penghancur kotoran yang disebut septic tank.

Dalam beberapa penelitian terbaru disimpulkan bahwa banyak air tanah kita yang sudah terkontaminasi limbah tinja.

Salah satu penyebabnya, septic tank yang dibuat tidak sesuai dengan standar yang aman sehingga tidak menimbulkan polusi.

Lalu seperti apa sebuah septic tank yang memiliki standar yang sesuai dengan persyaratan kesehatan?

Kami sekeluarga pernah bermasalah dengan septic tank di rumah orang tua. Di sana sebenarnya tersedia dua buah wc/km dengan satu septic tank.

Ketika hanya digunakan oleh dua orang tua bersama adik-adik, WC itu tidak pernah masalah. Persoalan mulai muncul saat kami semua yang sudah berkeluarga berkumpul bersama. Pasti saja septic tank bermasalah.

Belum lagi saluran pembuangan dari kamar mandi pun semuanya masuk ke dalam septic tank.

Akibatnya, jika kami semua berkumpul septic tank di rumah tua ini akan cepat sekali penuh.

Septic tank yang kecil tidak mampu menampung air dari kamar mandi dan WC. Akhirnya airnya meluap dan menimbulkan bau yang sangat tidak sedap.

Dengan terpaksa kami harus menelpon mobil tinja untuk sedot limbah tinja di dalam septic tank. 

Setelah seluruh isinya disedot, masalah lain muncul. Karena pasangan tembok septic tank menggunakan pasangan batu kali yang kurang terlalu bagus maka dengan cepat bocor dan roboh.

Kurang lebih 1 tahun kemudian masalah yang sama terjadi lagi, ketika kami berkumpul lagi untuk satu acara keluarga. Kami harus meminta mobil tinja datang lagi untuk menyedot lagi limbah wc di septic tank.

Sebenarnya masalah ini tidak terjadi, andai saja sebelum membuat atau merancang septic tank sudah dikalkulasikan dengan matang dan terperinci kemungkinan-kemungkinan terburuk yang bisa saja terjadi di masa yang akan datang.

Masalah septic tank ini bisa diatasi apabila dalam merancang dan membuatnya memperhatikan Standar Nasional Indonesia (SNI)yang telah ditetapkan.

Merujuk pada SNI 2398:2017, tinggi minimal septic tank adalah 1,5 meter, sehingga galian tanah yang disiapkan sekurang-kurangnya mempunyai kedalaman kurang lebih 2 meter.

Selain wadah utama, harus disiapkan juga sumur resapan. Sumur resapan ini berfungsi untuk menampung air buangan dan diresapkan ke dalam tanah.

Antara wadah pembuangan dan sumur resapan harus dibuat pembatas atau semacam sekat. Tetapi keduanya akan dihubungkan dengan membuat saluran penghubung antar kedua wadah.

Pipa paralon yang digunakan haruslah pipa yang kedap air, anti korosi, dan diusahakan tanpa sambungan. Pastikan posisinya miring dari toilet hingga ke pembuangan.

Pada septic tank harus selalu ada air agar proses penghancuran kotoran lancar. Untuk itu septic tank harus dibuat rapat air sehingga tidak mudah roboh atau bocor. 

Kotoran-kotoran di dalam septic tank akan dimakan bakteri-bakteri penghancur.

Septic tank untuk wc/kamar mandi harus ditata sedemikian rupa agar tidak cepat rusak atau roboh yang pada akhirnya menimbulkan polusi udara, air, dan tanah.

Untuk pasangan dalamnya bisa menggunakan batu kali, bisa juga menggunakan bata merah atau batako. Yang harus diperhatikan pasangannya harus rapih, kemudian diplester dengan baik dan diberi semen minyak. Beberapa septic tank di daerah tetangga sudah menggunakan cincin cetakan yang biasa digunakan untuk sumur.

Dinding septic tank harus dibuat sekuat dan sekokoh mungkin agar tidak mudah roboh atau bocor.

Jangan lupa membuat lubang ventilasi pada bagian penutup septic tank agar sirkulasi lancar dan tidak meledak.

Pemasangan pipa pembuangan gas atau ventilasi gas juga tidak sembarangan. Pipa gas ini minimal harus setinggi 2 meter. Tujuannnya agar gas yang keluar tidak dihirup oleh manusia.

Ventilasi septic tank berupa pipa gas yang sudah dipasang harus selalu diperhatikan dan dipelihara dengan baik. Jika tidak terpelihara dan terjaga dengan baik akan rawan tertutup oleh sampah sehingga gas hasil penguraian bakteri menumpuk di septic tank tidak ada saluran keluar.

Dalam beberapa kasus, lubang gasnya tertelalu rendah sehingga tidak diketahui di mana letaknya.

Apabila sirkulasi kurang baik atau tersumbat, maka septic tank akan mudah sekali meledak. Akumalasi gas methana (CH4) yang terbentuk di dalam wadah dalam jumlah tertentu ketika tidak keluar akan menyulut ledakan.

Untuk itu pipa ventilasi yang dipasang sebagai sirkulasi udara harus bagus agar gas methana yang terbentuk tidak terakumulasi dan menyebabkan ledakan.

Methana sendiri merupakan gas yang dihasilkan dari proses penguraian tinja secara biologis yang dilakukan oleh mokroorganisme. 

Selain gas methana, proses penguraian tersebut menghasilkan uap air dan gas seperti karbondioksida, hidrogen sulfida, amoniak, dan lain-lain yang sangat mudah terbakar.

Dengan demikian jangan meletakan sumber api dekat septic tank.

Banyak kasus ledakan yang terjadi diakibatkan memasang api dekat pipa pembuangan gas ini.

Di samping itu, fungsi dari pipa ventilasi septic tank juga adalah untuk menjaga kehidupan bakteri-bakteri penghancur tinja agar mereka cukup udara segar.

Dalam membuat septic tank harus diperhatikan agar jangan sampai mencemari air tanah, terutama yang memiliki sumur. Jarak minimal antara septic tank dan sumur air minum adalah 10 meter.

Septic tank yang baik dirancang dengan memperhitungkan volume jumlah limbah yang dihasilkan para penghuninya. Dengan demikian air limbah yang masuk dan keluar setelah proses dekomposisi bisa seimbang.

Ukuran ideal septic tank adalah 1 meter persegi untuk empat orang.

Di samping membuat septic tank yang bagus sesuai SNI sebagaimana telah ditetapkan, kita perlu juga menghindari kekeliruan yang sering terjadi.

Salah satu kekeliruan yang menyebabkan septic tank cepat penuh adalah menyedot limbah septic tank sampai habis.

Mengapa keliru? Sebab dengan menyedot habis limbah septic tank bakteri-bakteri pengurai yang ada akan ikut tersedot. Akibatnya septic tank akan cepat sekali penuh karena bakteri pengurai sudah sangat berkurang sehingga limbah atau tinja tidak dapat terurai dengan baik dan menumpuk.

Kekeliruan yang lainnya adalah penggunaan cairan pembersih atau antiseptik ke septic tank. Kita tidak menyadari bahwa justru cairan antiseptik ini yang akan membunuh bakteri pengurai di dalam septic tank.

Penggunaan cairan antiseptik ini memang memberi kesan toilet kita bersih tetapi sebenarnya yang terjadi, cairan itu akan membunuh bakteri pengurai di dalam septic tank.

Bila penggunaannya tidak sesering mungkin barangkali tidak terlalu membahayakan bakteri-bakteri pengurai. Tetapi jika penggunaannya dilakukan secara kontinyu misalnya seminggu 2 hingga tiga kali, maka akan membunuh semua bakteri pengurai. Dengan demikian limbah tinja akan cepat penuh karena tidak terurai lagi.

Untuk itu anjuran berikut harus diperhatikan. 

Air yang mengandung sabun dan bahan pencuci lainnya tidak boleh masuk ke dalam septic tank karena akan membunuh bakteri-bakteri pengurai atau penghancur.

Anjuran berikutnya, untuk membersihkan WC, usahakan menggunakan  sikat khusus untuk porselin dan cairan pembersih yang digunakan harus aman sehingga tidak membunuh bakteri penghancur di dalamnya. Salah satu bahan pembersih yang ramah lingkungan dan ampuh adalah cairan eko enzim.

Inilah hal-hal utama dalam membuat septic tank dan juga beberapa kekeliruan yang sering dibuat diupayakan dihindari agar septic tank bisa bertahan lama dan tidak membahayakan lingkungan dan diri sendiri.

Dengan memperhatikan satu dua anjuran di atas, niscaya septic tank di rumah kita akan bertahan lama dan tidak membahayakan lingkungan dan diri kita sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun