Mohon tunggu...
Okto Klau
Okto Klau Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Menulis adalah mengabadikan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Gerakan Literasi Sekolah dan Taman Baca Masyarakat, Jalan Lain Menuju Indonesia Bebas Buta Aksara

3 Februari 2023   11:46 Diperbarui: 4 Februari 2023   10:00 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Anak-Anak SD sedang membaca. Kompas.com

Angka buta aksara ini masih didominasi oleh golongan tua. Meski demikian masih banyak juga anak-anak di daerah-daerah terpencil yang belum bisa merasakan apa itu sekolah. Tetapi angka ini terus ditekan dengan berbagai upaya sehingga terus mengalami penurunan hingga saat ini.

Tetapi persoalan kita bukan pada masalah buta aksara melainkan masalah lemahnya minat baca masyarakat.

Masih dari UNESCO, kita termasuk negara yang warganya memiliki tingkat literasi yang rendah.  Banyak masyarakat yang malas membaca.

Mungkin hal ini berangkat dari asumsi sebagian masyarakat yang melihat kegiatan membaca sebagai kegiatan membuang-buang waktu. Menurut mereka, toh yang dibutuhkan untuk hidup adalah kerja. Untuk apa membuang waktu untuk membaca.

Ini adalah suatu fallacy atau kesesatan dalam berpikir . Sebab justru dengan banyak membaca, pikiran orang menjadi aktif. Ide-ide dari bahan-bahan bacaan yang dibaca lambat laun akan mempengaruhi cara berpikir, cara bertindak, dan cara berperilaku.

Pikiran inovatif yang muncul, salah satunya bersumber dari banyak membaca. Apalagi membaca hal-hal baru yang sesuai dengan minat dan bakat. Bukankah akan menambah wawasan dan membuat seseorang semakin inovatif?

Pendidikan di bangku sekolah juga mengarahkan orang untuk memiliki kemampuan literasi yang baik. Bukankah pendidikan terutama bertujuan membuat para siswa sadar akan akar mereka sendiri dan memberikan titik acuan yang memungkinkan mereka mampu menjelaskan ruang pribadi mereka sendiri di dunia?

Banyak mata pelajaran yang dulu diajarkan di sekolah yang tampaknya seperti mubazir bagi kita saat ini, tetapi sesungguhnya, sadar tidak sadar semua itu telah terpendam di bawah alam bawah sadar dan keluar sebagai pikiran, tindakan dan perbuatan kita saat ini.

Dengan melakukan proses literasi yang baik dan selalu dikaitkan dengan minat dan bakat, akan mendorong kemauan yang cukup besar bagi setiap individu untuk bisa mencapai target yang diimpi-impikan.

Langkah pemerintah untuk menjalankan berbagai macam program dan kegiatan untuk menuntaskan buta aksara memang patut diapresiasi.

Tapi program dan kegiatan tersebut harus disertai dengan penguatan kegiatan literasi sehigga bukan saja buta aksaranya dihapuskan dari bumi pertiwi tetapi juga kemampuan berliterasi kita sebagai bangsa semakin meningkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun