Mohon tunggu...
Okto Klau
Okto Klau Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Menulis adalah mengabadikan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cukup dengan Jurus-Jurus Berikut untuk Menaklukan Tetangga yang Suka Kepo dan Nyinyir

15 Oktober 2022   17:32 Diperbarui: 16 Oktober 2022   12:19 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu kali, seorang temanku menggerutu. Ternyata ia sangat kesal dengan istri dari tetangganya. Pasalnya selalu saja ada kata-kata nyinyiran yang ia lontarkan saat teman itu berada di sekitar mereka.

"Ihh..pikir sendalnya mahal, paling-paling itu sendal murahan. Orang macam dia mana bisa beli sendal mahal". Celotehnya ketika suatu saat temanku itu memakai sendal yang baru dibelinya karena yang lama sudah rusak.

Di lain kesempatan, ia mengomentari motor temanku, katanya motornya jelek dan tidak update. "Naik motor jelek. Memang dasar miskin". Dia mengucapkan kata-kata itu kuat-kuat saat temanku itu lewat di depan mereka dengan motor bututnya.

Semua itu menimbulkan kekesalan dan kejengkelan bagi teman saya itu. Untungnya teman ini, panjang sabar dan tidak mudah terpancing. Kalau tidak, bisa dibayangkan perang dunia antar tetangga pasti sudah terjadi.

Memang, menurutnya kata-kata itu dilontarkan tanpa menyebut nama. Tetapi kata-kata itu diucapkan saat teman itu secara tidak sengaja lewat di depan rumah mereka. Kalau kata-kata itu tidak diucapkan sebagai nyinyiran untuknya, lalu untuk siapa. Sementara kata-kata pedas itu memang sesuai dengan kondisi riil temanku itu.

Menurut informasi yang diceritakan oleh teman itu, selama ini mereka bertetangga baik dan akur. Tetapi istri tetangganya itu selalu tidak puas melihat perubahan sekecil apa pun di keluarga temanku ini.

Kekurangan dari temanku selalu dibuat jadi bahan nyinyiran. Kelebihan pun dibuat jadi bahan nyinyiran. Pusing juga menghadapi tetangga seperti itu. Itu berarti di matanya, temanku ini tidak ada benarnya.

Hidup bertetangga dengan orang semacam ini memang membuat kesal dan tentu kita sendiri merasa tidak nyaman.

Padahal tetangga adalah orang yang dekat dengan kehidupan kita. Mereka yang selalu ada lebih dahulu saat kita mengalami musibah atau membuat suatu hajatan keluarga. Tetapi bila sudah seperti kasus temanku di atas, kita jadi serba salah.

Tetangga yang selalu saja kepo dengan urusan pribadi kita atau ada yang sepertinya tidak bahagia bila kita berubah ke arah yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun