Andai saja itu sempat terpikirkan maka kita tidak akan bermain hanya untuk menghasilkan skor kaca mata ketika berhadapan dengan Thailand dan Vietnam.
Sekarang cobalah kita membalikan posisi. Andai saja apa yang kita hadapi ini, dihadapi oleh Vietnam dan Thailand kira-kira apa reaksi kita.
Sekali lagi dalam beberapa artikel saya yang terdahulu ketika berkomentar tentang tim sepak bola senior maupun junior kita, saya mengatakan bahwa masalah kita bukan terletak pada faktor lain atau pun AFF tetapi masalah itu masih ada pada kita sendiri.
Yang perlu dilakukan PSSI sebagai organisasi yang mewadahi persepakbolaan tanah air adalah pembenahan liga-liga atau kompetisi-kompetisi lokal kita.
Kualitas liga-liga kita, apakah itu liga kelas tiga, kelas dua, maupun liga utama harus diperbaiki dan ditingkatkan agar hasil postif dan maksimal dari sepak bola tanah air dapat tercapai.
Demikian pula dengan manejerial sepak bola kita yang terkesan amburadul. Manejemen kita harus diperbaiki, cara perekrutan pemain pun dibuat seprofesional mungkin.
Dan yang terutama juga adalah bebaskan dunia sepak bola kita dari praktek-praktek KKN yang masih mencengram kuat di dalam berbagai lini kehidupan bangsa ini.
Wacana untuk keluar dari AFF dan menggabungkan diri dengan EAFF tidak menyelesaikan persoalan sepak bola nasional.
Kita harus membereskan karut-marut internal sebelum berbicara ke luar (eksternal).
Bergabung dengan  EAFF (East Asia Football Federation) atau organisasi sepak bola apa pun, termasuk sepak bola liga Eropa, bukan solusi bagi anjloknya prestasi sepak bola kita.
Anjloknya sepak bola kita berkaitan dengan manajerial dan pebinaan sepak bola yang tidak berkembang.