Mohon tunggu...
Okto Klau
Okto Klau Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Menulis adalah mengabadikan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Presidensi G20 sebagai Momentum untuk Mewartakan Indonesia Maju, Indonesia Kuat kepada Dunia Internasional

18 Juli 2022   12:27 Diperbarui: 18 Juli 2022   12:33 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Jokowi di KTT G20 (Instagram @jokowi via detiknews.com)

Menurut laporan Kementerian Keuangan sebagaimana yang dikutip dari databoks, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) surpus tahun ini, yaitu sebesar Rp 132,2 triliun pada Mei 2022 atau naik 160,3% dari Mei 2021 yang saat mengalami defesit Rp 219,2 triliun.

Berita ini tentunya sangat menggembirakan di tengah ketidakpastian dunia akibat pandemi dan gejolak dunia yang disebabkan oleh perang Rusia-Ukraina.

Perang Rusia-Ukraina yang telah berlangsung hampir setengah tahun telah menimbulkan krisis pangan dan pasokan energi di seluruh dunia.

Resesi di depan mata dan telah memakan korban. Sri Lanka adalah salah satu negara yang telah menjadi korban dari resisi dunia yang tidak kompromistis ini.

Langkah konkret yang telah dilakukan Indonesia sebagai Presidensi G20 adalah dengan kunjungan Presiden Jokowi kepada kedua negara bertikai dan bertemu dengan kedua pemimpinnya.

Ini merupakan langkah awal untuk merundingkan perdamaian antara keduanya agar pasokan pangan dan energi kembali stabil.

Sangat disayangkan bahwa dunia yang telah mencekam karena Pendemi Covid-19 harus berlanjut dengan perang yang sudah kehilangan tujuannya selain hanya menambah korban jiwa dan mengacaubalaukan rantai pasok pangan dan energi dunia.

Langkah konkret lain yang dilakukan Indonesia sebagai tuan rumah KTT G20 adalah bagaimana upaya pemerintah untuk mengatasi pendemi.

Pemerintah rela mengalokasikan hampir semua anggaran belanja negara untuk memulihkan instabilitas ini bukan saja dengan menggencarkan vaksin tetapi juga untuk membuat roda ekonomi masyarakat tetap berputar dengan aneka bantuan langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat.

Walaupun dinilai oleh beberapa pihak kebijakan ini hanya bersifat populis tapi fakta menunjukkan bahwa kebijakan ini ternyata efektif dan efesien.

Kebijakan ini terbukti mampu meredam gejolak dan kontraksi ekonomi yang terjadi di tengah masyarakat dimana ada kenaikan harga kacang kedelai, kenaikan harga gandum dunia, kenaikan BBM, dan kenaikan minyak goreng.

Berita-berita baik ini merupakan marwah Indonesia yang harus ditunjukkan kepada dunia internasional lewat presidensi G20 ini.

Walaupun penunjukkan Indonesia sebagai presidensi G20 tidak ada hubungan dengan semua keberhasilan tersebut, tetapi tetap saja semua keberhasilan ini dapat menjadi senjata ampuh untuk menunjukkan bahwa Indonesia sedang berada pada jalur yang benar menuju kemajuan.

Sebagaimana kita tahu dalam prosesnya dan sistem kerjanya, G20 memiliki tuan rumah (presidensi) yang ditetapkan secara konsensus pada KTT berdasarkan sistem rotasi kawasan dan berganti setiap tahun.

Berdasarkan konsensus tersebut maka Indonesia terpilih menjadi presidensi G20 tahun ini.

Indonesia sendiri hadir dalam G20 mewakili kelompok negara berkembang, kawasan Asia Tenggara, dan dunia Islam.

Terpilihnya Indonesia sebagai anggota G20 pertama-tama karena Indonesia dianggap memiliki pengalaman untuk mengatasi krisis ekonomi di Asia pada akhir tahun 1990-an. Kedua, Indonesia adalah negara demokrasi terbesar ketiga di dunia. Ketiga, Indonesia adalah negara dengan mayoritas penduduk muslim terbesar.

Sampai dengan saat ini, Indonesia merupakan satu-satunya negara di Asia Tenggara atau ASEAN yang tergabung dalam forum G20 ini.

Kepercayaan yang diberikan forum G20 kepada Indonesia sebagai presidensi untuk forum bergengsi ini mendorong kita sebagai bangsa untuk memanfaatkannya dengan sungguh-sungguh untuk kemaslahatan kita dan dunia internasional.

Melalui presidensi G20, kita akan mewartakan keberhasilan-keberhasilan tersebut sebagai iklan gratis kepada dunia internasional.

Sebagai pemegang presidensi G20, Indonesia mengusung semangat pulih bersama dengan tema "Recover Together, Recover Stronger".

Tema besar ini merupakan tindak lanjut dari upaya bersama untuk pulih bersama dan menjadi lebih kuat terutama dalam mengatasi berbagai tantangan yang tengah dihadapi dunia internasional.

Seluruh dunia masih dalam tekanan Covid-19 sampai hari ini. Begitu pula perang yang masih berkecamuk di Ukraina meski berbagai upaya damai telah dilakukan.

Sebagai bangsa dunia kita memerlukan suatu upaya bersama dan inklusif dalam mencari jalan keluar atau solusi pemulihan bersama.

Dalam hubungan dengan G20, Indonesia akan fokus pada tiga hal mendasar, yaitu penguatan arsitektur kesehatan global, transformasi digital, dan transisi energi.

Semua bangsa di dunia harus benar-benar siap membenahi arsitektur kesehatannya untuk menghadapi segala hal yang tidak kita inginkan bersama seperti pandemi covid-19.

WHO mengingatkan Indonesia sebagai pemegang presidensi G20, untuk memastikan adanya pendanaan yang berkecukupan untuk membantu penanganan covid-19 dunia.

Dana ratusan triliun itu digunakan untuk menggenjot vaksinasi, tes dan perawatan pasien covid-19 di negara-negara berpenghasilan menengah dan rendah.

Sebab penanganan covid-19 yang benar dan merata di seluruh dunia merupakan prasyarat utama untuk memulihkan ekonomi dunia.

Di samping itu, tranformasi digital mesti pula mendapat perhatian. Sebab dunia global saat ini sangat membutuhkan transformasi digital terutama untuk menggerakan perekonomian dunia.

Sementara itu, berhubungan dengan transformasi energi, dunia sedang berupaya mencari energi alternatif selain minyak, gas dan batubara yang sudah cukup mencemarkan lingkungan di samping juga sudah sangat terbatas dan hampir habis.

Beberapa dasawarsa terkahir isu lingkungan selalu menjadi diskusi yang hangat. Dunia menjadi lebih hangat, lapisan ozon mulai menipis, banyak hutan tropis yang menjadi paru-paru dunia mulai berkurang, dan masalah sampah yang kian memprihatinkan.

Solusi sementara yang ditempuh adalah transformasi energi. Hal ini perlu dilakukan terutama energi-energi yang terbarukan yang pada umumnya tidak membahayakan lingkungan.

Lalu, apa manfaat G20 ini bagi Indonesia?

Dalam mempersiapakan KTT ini, setiap tahunnya para menteri keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 melakukan pertemuan beberapa kali setahun.

Karena itu keterlibatan Bank Indonesia dalam presidensi G20 ini sangat vital.

Bank Indonesia (BI) sebagai bagian dari Presidensi G20 merupakan lembaga keuangan pemerintah yang mendukung penuh kegiatan ini.

Pertanyaannya adalah mengapa harus Bank Indonesia.  Jawabannya adalah karena Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia.

Bank Indonesia merupakan sponsor utama dari rangkaian kegiatan yang panjang ini dengan tujuan bahwa Indonesia harus mendapatkan manfaat yang optimal bagi perekonomian, baik secara langsung maupun tidak langsung .

Indonesia harus berani menunjukkan berbagai kemajuan yang telah dicapai untuk meyakinkan dunia internasional bahwa Indonesia sedang bergerak di rel yang tepat untuk mencapai cita-citanya  menjadi negara maju di 2045.

Ada 3 Manfaat yang bisa kita peroleh dengan menjadi presidensi G20.

Pertama dari segi ekonomi sebagaimana dikutip dari Kompas.com, dilaporkan bahwa akan ada kontribusi Rp 7,4 triliun pada PDB Indonesia.

Selain itu masih menurut informasi yang sama, konsumsi domestik kita juga akan meningkat hingga Rp 1,7 triliun.

Sebagai forum untuk mendiskusikan berbagai kebijakan terkait stabilitas ekonomi global, maka kita harus melihat momentum ini sebagai peluang bagi pemulihan ekonomi dan pencapaian Indonesia Maju.

Diproyeksikan bahwa dunia pariwisata akan meningkat tajam. Wisatawan akan meningkat dari 1,8 juta hingga 3,6 juta. Hal ini tentu akan mendongkrak sektor kuliner, fashion, dan krya yang melibatkan UMKM yang menyerap sekitar 33.000 karyawan.

Kita mengharapkan geliat ekonomi bergerak ke arah tern yang lebih positif. Dampak langsung dari kegiatan terutama akan terlihat pada sektor jasa seperti perhotelan, transportasi, UMKM, dan beberapa sektor jasa terkait.

Di samping itu, Indonesia akan sangat berbeperan dalam mendesain kebijakan pemulihan ekonomi dunia. Karena itu, jika perekonomian dunia membaik maka Indonesia akan menerima dampak positifnya di antaranya ekpor Indonesia akan tumbuh tinggi.

Kedua, manfaat bagi pembangunan sosial. Presidensi G20 menjadi momentum untuk menunjukkan bahwa Indonesia terbuka  untuk bisnis dan investasi.

Indonesia juga harus menunjukkan keberhasilan reformasi struktural yang telah dicapai untuk meningkatkan kepercayaan investor global.

Selain itu, Keketuaan Indonesia dalam event ini hendaknya memberikan kepercayaan lebih bagi para investor  dan pelaku ekonomi baik domestik maupun internasional.

Dengan demikian, diharapkan adanya peningkatan potensi investasi dari kepercayaan yang tinggi dari para investor.

Ketiga dari segi politik, presidensi G20 adalah momentum untuk memperoleh kredibilitas atau kepercayaan dunia dalam memimpin pemulihan global dimana kredibilitas ini merupakan modal yang sangat berharga dalam menjalin kerja sama di dunia internasional.

Itulah beberapa manfaat yang Indonesia peroleh dari Keketuaannya dalam KTT G20 ini. Keketuaan Indonesia dalam G20 haruslah menjadi sarana untuk menunjukkan kepada dunia internasional bahwa Indonesia semakin kuat dan maju.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun