Sementara Indonesia setiap tahunnya mengimpor gandum sebanyak 11,7 juta ton atau setara dengan US$ 3,45 miliar.
Bagaimana dampaknya pembatasan Ekspor ini bagi Indonesia?
Dari data di atas, Indonesia menjadi salah satu bangsa pengimpor gandum tertinggi karena perilaku konsumsi masyarakatnya yang doyan makan mie instan. Â
Ketika negara-negara pengekspor gandum seperti India mengehentikan ekspornya kita kewalahan sebab pola konsumsi itu tidak dbarengi dengan meningkatkan produksi gandum dalam negeri.
Bangsa kita seakan mendapat efek domino dari rentetan kejadian akibat dari perang Rusia-Ukraina.
Setelah harga minyak goreng dan kedelai naik, harga Mie dan roti pun akan ikutan naik sebagai dampak dari India yang sedang menutup keran ekspornya.
Kekhawatiran larangan ekspor gandum India ini bisa menggoyahkan stabilitas pangan dunia dan secara khusus stabilitas gandum dalam negeri.
Inflasi kita yang sudah naik akan semakin tinggi. Akibatnya jumlah penduduk yang ada di bawah garis kemiskinan akan semakin meningkat.
Menurut sebuah laporan dalam laman Indonesia.go.id, Aptindo yang menaungi produsen tepung terigu di Indosensia melalui Direktur Eksekutifnya Ratna Sari Loppies menyatakan bahwa pasokan gandum dalam negeri untuk saat ini masih cukup aman.
Walaupun demikian, dampak larangan ekspor India ini akan mengusik persediaan gandum dalam negeri.
Sebelumnya pasokan dalam negeri sudah terganggu karena salama ini salah satu negara penyuplai gandum dalam negeri adalah Ukraina.