Dunia telah menjadi pasar terbesar atau yang sering disebut pasar global di mana jika salah satu anggotanya mengalami musibah atau perang, maka rantai ketergantungan akan secara otomatis goyah.
Dunia yang goyah ini mulai terasa saat ini. Perang Rusia-Ukraina telah berlangsung hampir 3 bulan dengan kegamangan akan masa depan dunia karena sampai saat ini kita belum tahu kapan perang ini akan berakhir.
Sebagai imbas perang ini, hampir semua negara mengalami inflasi yang mengkhawatirkan dan menggiring negara-negera dunia menuju ke jurang resesi yang belum pernah dibayangkan.
Hal ini sangat mengkhawatirkan  dunia sebab menurut Menteri Pertanian Jerman Cem Ozdemir apabila semua orang memberlakukan pembatasan ekspor atau menutup pasar maka krisis yang sudah terjadi saat ini akan semakin memburuk.
Langkah India ini tidak menutup kemungkinan untuk diikuti oleh negara-negara lain.
Bila setiap negara dengan alasan mengamankan keterjaminan bahan pokok bagi warganya, lalu melarang ekspor bahan-bahan pokok seperti gandum maka siap-siap roti dan mie akan hilang dari meja makan kita.
Semua orang akan menahan hasil komoditasnya untuk konsumsi dalam negeri ketimbang ekspor seperti mekanisme pasar yang berjalan selama ini.
Kita tahu, negara kita bukanlah negara penghasil gandum.
Perang telah menyebabkan semua harga komoditas dunia naik termasuk harga minyak mentah (crude oil). Naiknya harga Kedelai beberapa waktu lalu hampir membuat kita panik. Kini harga gandum pun naik.
Ukraina adalah salah satu pemasok Gandum di dunia. Sementara India adalah penghasil gandum terbesar kedua di dunia setelah Cina. Kebijakan India ini akan membawa dampak yang sungguh besar.
Data yang dihimpun dari sumber Waspada.co.id, kapasitas produksi gandum India pertahunnya mencapai 107, 5 ton.