Lalu, apakah  menulis memerlukan dorongan dan passion?
Menjawab pertanyaan ini, barangkali saya akan menggunakan ukuran diri saya untuk memastikan apakah pertanyaan ini tepat.
Kompasiana telah memberi ruang yang begitu besar bagi seorang seperti saya yang bukan siapa-siapa untuk bisa bercuap-cuap tentang apa saja (tentu dalam hal-hal yang positif) lewat tulisan.
Pada Selasa 10/5/2022, akun kompasiana saya diverifikasi dan centang hijau itu akhirnya berubah menjadi biru.
Suatu capaian yang tidak saya pikirkan ketika akhir tahun lalu mulai kembali aktif menulis di Kompasiana.
Saat itu, saya tidak mempunyai target yang muluk-muluk. Saya hanya mencoba membangun niat untuk sebisa mungkin menghasilkan sebuah tulisan setiap hari, suatu niat yang belum saya penuhi sampai saat ini.
Gairah menulis saya kembali muncul di waktu libur Natal.
Ketika itu seorang senior di tempat kerja selalu mendorong dan memotivasi saya untuk menulis dan menulis.
Dia sudah bergabung ke kompasiana satu tahun lebih dan tulisannya sudah ratusan.
Ketika sharing bersama dia tentang pentingnya menulis, beliau selalu memotivasi saya agar setiap kali ada ide selalu menulis dan menulis.
Pas juga sebab saya sudah memiliki akun Kompasiana yang mati suri beberapa tahun sejak bergabung ke Kompasiana 2015 silam.
Dari pertama bergabung sampai akhir 2021 hanya 3 atau 4 tulisan yang berhasil saya tulis.
Dengan niat untuk kembali aktif menulis, saya mulai memperbaiki akun lama saya dengan melengkapi data diri yang masih kurang. Tak lama berselang, saya mendapat verifikasi hijau.
Ternyata Kompasiana telah mengalami banyak perubahan. Ini menarik dan memacu kembali minat saya untuk menulis.
Lalu mulailah saya menulis reportase tentang Natal. Sebuah tulisan yang saya buat ketika menunggu istri sedang berbelanja keperluan Natal.
Kalimat demi kalimat mengalir tanpa henti. Bayangkan, hanya dengan handphone, jadilah tulisan itu.
Setelah itu lahir tulisan kedua dan seterusnya. Niat dan motivasi itu semakin kuat seiring dengan beberapa artikel saya dipilih admin menjadi artikel pilihan.
Setelah momen tahun baru, saya membuka akun Kompasiana dan melihat sebuah topik pilihan yang mengangkat tema tentang Polemik nama calon Ibu Kota Negara.
Saya mencoba menuangkan pendapat dan ide saya berhubungan dengan tema tersebut.
Dalam tulisan itu saya coba berargumen bahwa nama IKN baru biarlah tetap menggunakan nama yang sesuai dengan nama sebenarnya dan jangan menggantinya dengan Nusantara.
Nomen est Omen. Nama adalah tanda. Argumen saya, nama Nusantara biarlah tetap menjadi nama lain dari Indonesia yang terdiri dari gugusan pulau-pulau.
Sementara itu, nama calon IKN baru biarlah tetap Penajam atau Kutai sesuai nama tempat di mana IKN baru itu dibangun.
Tulisan itu secara otomatis menjadi pilihan karena sesuai dengan topik pilihan admin K.
Akan tetapi bagi saya artikel ini sungguh berarti bukan karena sekedar menjadi pilihan tetapi juga menjadi AU perdana untuk saya.
Saking bahagianya karena AU untuk artikel itu, semalaman saya hampir tidak bisa tidur karena maunya terus menulis dan menulis.
Itu adalah permulaan yang baik, sebab setelah itu banyak artikel saya yang menjadi Artikel Utama atau Headline.
Capaian ini mendorong saya agar terus menulis dan menuangkan ide serta gagasan lewat artikel-artikel yang lebih berbobot di Kompasiana.
Saya selalu membaca dan mempelajari bagaimana cara para suhu kompasiana menulis artikel-artikel mereka yang hampir selalu AU.
Terima kasih untuk admin Kompasiana yang dengan setia selalu menyesuaikan gambar-gambar yang relevan untuk tulisan-tulisan AU.
Suatu capaian yang belum seberapa bila dibandingkan dengan para master di Kompasiana semisal Pak Tjiptadinata, Ibu Roselin, Pak Acek Rudy, dan para suhu Kompasiana yang tidak bisa saya sebut satu persatu.
Terima kasih kepada teman-teman yang selalu memberikan vote-nya untuk artikel-artikel saya dan juga memberi apresiasi dan memberi kritik.
Saya percaya bahwa semua apresiasi dan kritikan itu adalah bentuk perhatian dan juga sebagai pelajaran penting bagi saya untuk menjadi semakin baik ke depannya lewat tulisan-tulisan yang tentunya semakin berisi dan berbobot.
Salam Kompasiana
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI