pendidikan kita di Hari Pendidikan Nasional saat ini.
Bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri tahun ini, kita juga memperingati hari Pendidikan Nasional. Pertanyaan besarnya, berkiblat ke manakah arahTanggal 2 Mei telah ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) melalui Keppres RI Nomor 316 Tahun 1959.
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam memperingati Hardiknas adalah dengan melaksanakan upacara bendera.
Tetapi upacara bendera hanyalah salah cara. Yang paling utama adalah pemaknaan terhadap peringatan tersebut. Pendidikan yang baik tidak turun dari langit. Pendidikan yang baik ada di dalam proses yang baik.
Terlalu naif bila kita menampik progres kemajuan yang telah kita capai sampai saat ini di dalam dunia pendidikan kita. Meski rangking Pissa kita tidak merangkak naik, tetapi kemajuan tetap kita peroleh.
Setidaknya masalah buta huruf sudah teratasi. Demikian pula dengan angka putus sekolah yang sudah berhasil kita tekan.
Melalui tema Hari Pendidikan Nasional 2022 adalah "Pimpin Pemulihan Bergerak untuk Merdeka Belajar", kita bersama-sama mengharapkan lebih banyak kreativitas muncul dari dunia pendidikan.
Peringan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) setiap tahun bertujuan agar semua insan pendidikan bisa mengingat kembali filosofi dan nilai perjuangan Ki Hajar Dewantara dalam menegakkan pendidikan di Indonesia.
Menurut informasi yang berhasil dihimpun, tahun ini upacara bendera peringatan Hardiknas 2022 akan dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia pada tanggal 13 Mei nanti.
Dilansir dari laman Kemendikbud tentang pedoman pelaksanaan upacara Hardiknas 2022, upacara nanti akan diselenggarakan secara minimalis dan terbatas dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan pencegahan penyebaran COVID-19 yang telah ditetapkan oleh Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19.
Upacara peringatan Hardiknas seharusnya menjadi momentum penting untuk menyulut semangat memajukan pendidikan Indonesia bersama.
Kita harus berlari kencang untuk mengejar semua ketertinggalan yang ada. Dan untuk bisa mencapai itu, semangat dan niat yang kokoh harus dibangun oleh semua elemen bangsa.
Hanya dengan semangat dan niat tersebut, kita bisa berlari tanpa merasa lelah agar kembali sejajar dengan bangsa-bangsa lain.
Sebab hanya dengan pendidikan yang layak, manusia akan berkembang seiring dengan berkembangnya zaman yang pada akhirnya akan meningkatkan kemampuan seseorang untuk bertahan dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Pendidikan yang bagus selalu berfokus pada pembentukan individu menjadi pribadi yang unggul, yaitu cerdas secara IQ dan berakhlak mulia.
Beberapa hal yang menjadi refleksi kita bersama memperingati Hardiknas kali ini.
Pertama, kurikulum pendidikan kita mesti berorientasi pada pembentukan manusia yang integral. Artinya tidak hanya cerdas secara intelektual tapi juga mesti cerdas secara emosional.
Sampai saat ini, kurikulum kita telah berganti hingga 10 kali.
Kita harus mengakui progres yang telah kita buat dalam dunia pendidikan. Meskipun harus kita akui pula, dibandingkan dengan bangsa-bangsa maju kita masih terbelakang. Â
Hal ini menandakan bahwa kita belum menemukan kurikulum yang tepat untuk memedomani pendidikan kita.
Bagaimana dengan kurikulum merdeka?
Konsep kurikulum merdeka pada dasarnya telah mengakomodasi aspek-aspek kemerdekaan dan kebebasan dari seorang pelajar. Salah satunya adalah dengan memberinya kebebasan untuk memilih sekaligus bertanggung jawab terhadap segala risiko dan kemungkinan yang bisa saja muncul karena pilihannya tersebut.
Namun untuk membuktikannya, biarlah waktu yang menilainya.
Kedua, perlu adanya perubahan mindset sekolah swasta dan sekolah negeri.
Sekolah negeri didirikan atas prakarsa Pemerintah dengan guru-guru yang biasanya berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS). Pendanaan yang berasal dari uang pajaklah yang menjadikan sekolah semacam ini disebut negeri. Bahasa pengantar yang dipakai adalah bahasa Indonesia.
Sedangkan sekolah swasta didirikan atas prakarsa pihak-pihak non-Pemerintah, biasanya Yayasan, LSM, atau organisasi nirlaba.
Gaji guru ditanggung pihak pendiri dan pemprakarsa. Ada akreditasi dari Pemerintah untuk menentukan standar mutu meskipun saat ini sekolah negeri pun mengalami apa yang disebut dengan akreditasi.
Kurikulum yang diajarkan biasanya sama dengan sekolah negeri. Hanya ada beberapa tambahan yang biasanya menjadi ciri spesifik, misalkan keagamaan.
Dana pendidikan 20 % daru APBN mestinya diperuntukan bagi semua sekolah tanpa membuat dikotomi negeri dan swasta.
Asumsi sederhananya, semua yang bersekolah baik di sekolah negeri dan swasta adalah anak-anak bangsa. Untuk itu perhatian yang diberikan pemerintah harus merata. Tidak perlu lagi membeda-bedakan antara negeri dan swasta.
Guru-guru yang dibiayai dari APBN harusnya dibagi rata untuk sekolah negeri dan swasta.
Tinggal saja regulasinya dibenahi agar mampu menjawabi tuntutan dan dinamika dalam sekolah swasta.
Ketiga, Pendidikan Karakter.
Pendidikan karakter adalah suatu sistem pendidikan yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai karakter tertentu kepada peserta didik yang di dalamnya terdapat komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, serta tindakan untuk melakukan nilai-nilai tersebut.
Pendidikan karakter (character education) sangat erat hubungannya dengan pendidikan moral dimana tujuannya adalah untuk membentuk dan melatih kemampuan individu secara terus-menerus guna penyempurnaan diri ke arah hidup yang lebih baik.
Walaupun telah masuk dalam kurikulum, namun kenyataannya karakter bangsa kita masih jauh dari yang diharapka .
KKN masih terus terjadi. Tawuran pelajar sampai menimbulkan korban jiwa terus saja terjadi.
Karakter yang diharapkan bagai jauh panggang dari api. Adab kita sebagai bangsa masih harus diuji berhadapan dengan berbagai kemajuan global yang terjadi saat ini.
Lalu, haruskah kita menunggu lagi beberapa dasawarsa agar pendidikan karakter kita menjadi baik?
Ini pertanyaan yang masih perlu kita jawab bersama.
Masih banyak persoalan dalam dunia pendidikan kita yang perlu mendapat perhatian serius. Namun tiga masalah pokok tersebut mesti disikapi secara serius oleh pemerintah.
Momentum peringatan Hardiknas harus menjadi refleksi kita bersama untuk menatap Indonesia yang lebih baik. Bersama kita bisa.
Marilah kita berlari bersama sekencang-kencangnya meraih apa yang kita cita-citakan bersama.
Selamat Hari Pendidikan Nasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H