Mohon tunggu...
Okto Klau
Okto Klau Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Menulis adalah mengabadikan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Apa Beda Perusahaan Publik dan Privat?

28 April 2022   19:13 Diperbarui: 29 April 2022   08:18 2290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama Elon Musk menjadi trending beberapa pekan terakhir setelah berhasil mengakuisisi Twitter.

Pembelian ini terbilang prestisius karena menghabiskan dana USD 43 miliar atau sekitar Rp 616,7 triliun (Beberapa sumber lain mengatakan sekitar USD 44 miliar atau setara Rp 633 triliun dengan asumsi kurs  Rp 14.400.

Sementara itu Bloomberg News pada Selasa, 26/4/2022 menurun sebuah berita yang menyatakan bahwa akuisisi ini akan menjadi salah satu kesepakatan pembelian dengan leverage terbesar dalam sejarah akuisisi platform jejaring sosial berusia 16 tahun yang telah menjadi pusat perhatian publik.

Setelah beberapa saat pembelian itu dirampungkan, Musk langsung melontarkan niatnya untuk segera memprivatisasi perusahan publik tersebut.

Di tangan pemilik terdahulunya Jack Dorsey, Twitter dijalankan oleh Wall Street dan mengusung model bisnis berbasis iklan.

Karena itu Dorsey sangat mendukung Musk mengambil Twitter dari Wall Street. Menurutnya, ini adalah langkah awal yang cukup tepat untuk masa depan Twitter.

Elon Musk sendiri belum membeberkan rencananya secara rinci setelah ia membeli Twitter, terutama jika Twitter sudah menjadi perusahaan tertutup.

Musk secara terus terang telah mengungkapkan keinginannya untuk menjadikan Twitter sebagai sebuah wadah untuk mengutarakan kebebasan berpendapat bagi semua orang di seluruh dunia.

Untuk mencapai maksud tersebut, pertama-pertama Twitter mesti diprivatisasi. Sebab akan menjadi hal yang mustahil bila Twitter masih terdaftar di Wall Street.

Apabila masih sebagai perusahan publik tentunya berbagai investor dan stakeholder alias pemegang saham Twitter masih punya andil untuk tiap keputusan yang dibuat manajemen Twitter.

Sedangkan jika sudah menjadi privat, tidak akan ada lagi campur tangan dari para investor.

Selain itu, sebuah perusahaan privat juga tidak perlu repot-repot melaporkan laporan finansial mereka terhadap Komisi Sekuritas dan Bursa AS.

Dengan kontrol penuh yang dimiliki sebuah perusahaan privat ini, Elon Musk dapat mengubah strategi dan model bisnis Twitter secara leluasa.

Lalu apa perbedaan antara perusahan Publik dan Privat?

Secara sederhananya, pembeda yang paling terlihat adalah perusahaan publik sahamnya diperdagangkan secara terbuka untuk publik di pasar sekunder via bursa efek resmi yang terdaftar di suatu negara.

Sedangkan perusahaan privat tidak diperdagangkan secara terbuka untuk publik di pasar sekunder via bursa efek resmi yang terdaftar di suatu negara.

Di Indonesia, perbedaan antara perusahan publik dan privat diatur dengan UU nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT).

Perbedaannya sebagai berikut. Perusahaan publik mengacu pada perusahaan yang terdaftar di bursa efek yang diakui dan diperdagangkan secara publik. Sedangkan perusahan privat/pribadi tidak terdaftar di bursa saham dan dipegang secara pribadi oleh anggota.

Dalam UU tersebut dikatakan bahwa harus ada paling kurang tujuh anggota untuk memulai perusahaan publik. Sementara perusahaan swasta dapat dimulai dengan minimal dua anggota.

Hal lainnya dinyatakan bahawa tidak ada batas maksimum jumlah anggota di perusahaan publik. Sedangkan, perusahaan pribadi memiliki maksimal 200 anggota, tergantung pada kondisi tertentu.

Perusahaan publik harus memiliki setidaknya tiga direktur sedangkan perusahaan privat dapat memiliki minimal 2 direktur.

Perusahan publik wajib memanggil rapat umum anggota berdasarkan undang-undang, sedangkan untuk perusahan pribadi tidak ada paksaan.

Untuk memulai bisnis, perusahaan publik memerlukan sertifikat dimulainya bisnis setelah didirikan. Sebaliknya, perusahaan pribadi dapat memulai bisnisnya hanya setelah menerima sertifikat pendirian.

Perusahaan publik dapat mengundang masyarakat umum untuk berlangganan saham perusahaan. Sebaliknya, perusahaan pribadi tidak memiliki hak untuk mengundang publik untuk berlangganan.

Itulah kira-kira perbedaan antara perusahan pribadi dan perusahan publik.

Karena itu, Elon Musk pasti mempunyai maksud dan tujuannya sendiri untuk memprivatisasi Twitter.

Orang terkaya di dunia ini sebelumnya telah memiliki Tesla dan SpaceX. Yang satu bergerak di dunia otomotif, sedangkan lainnya bergerak di dunia pesawat luar angkasa.

Elon Musk meyakini intuisinya dalam membeli Twitter. Baginya memiliki platform publik yang dapat dipercaya maksimal dan inklusif secara luas sangat penting untuk masa depan peradaban.

Pembelian Twitter ini pun didasari oleh keinginan Musk untuk melindungi kebebasan berbicara di Twitter dan membuka algoritma untuk adanya pengawasan dari luar.

Dilansir dari berbagai media terpercaya kekayaan bersih Elon Musk sendiri mencapai USD 200 miliar. 

Tetapi, saat ini sebagian besar kekayaannya berbentuk saham di Tesla. Sebagai CEO Tesla dan salah satu pemegang saham terbesar Tesla, Elon Musk memiliki hampir seperlima dari seluruh Tesla.

Dengan beralih tangan ke Elon Musk, Twitter diharapkan mampu tampil menjadi platform digital yang lebih membumi dan menjadi wadah penggunanya mengekspresikan kebebasan berpendapatnya.

Privatisasi memungkinkan Musk untuk menata Twitter menjadi lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun