Untuk memulai bisnis, perusahaan publik memerlukan sertifikat dimulainya bisnis setelah didirikan. Sebaliknya, perusahaan pribadi dapat memulai bisnisnya hanya setelah menerima sertifikat pendirian.
Perusahaan publik dapat mengundang masyarakat umum untuk berlangganan saham perusahaan. Sebaliknya, perusahaan pribadi tidak memiliki hak untuk mengundang publik untuk berlangganan.
Itulah kira-kira perbedaan antara perusahan pribadi dan perusahan publik.
Karena itu, Elon Musk pasti mempunyai maksud dan tujuannya sendiri untuk memprivatisasi Twitter.
Orang terkaya di dunia ini sebelumnya telah memiliki Tesla dan SpaceX. Yang satu bergerak di dunia otomotif, sedangkan lainnya bergerak di dunia pesawat luar angkasa.
Elon Musk meyakini intuisinya dalam membeli Twitter. Baginya memiliki platform publik yang dapat dipercaya maksimal dan inklusif secara luas sangat penting untuk masa depan peradaban.
Pembelian Twitter ini pun didasari oleh keinginan Musk untuk melindungi kebebasan berbicara di Twitter dan membuka algoritma untuk adanya pengawasan dari luar.
Dilansir dari berbagai media terpercaya kekayaan bersih Elon Musk sendiri mencapai USD 200 miliar.Â
Tetapi, saat ini sebagian besar kekayaannya berbentuk saham di Tesla. Sebagai CEO Tesla dan salah satu pemegang saham terbesar Tesla, Elon Musk memiliki hampir seperlima dari seluruh Tesla.
Dengan beralih tangan ke Elon Musk, Twitter diharapkan mampu tampil menjadi platform digital yang lebih membumi dan menjadi wadah penggunanya mengekspresikan kebebasan berpendapatnya.
Privatisasi memungkinkan Musk untuk menata Twitter menjadi lebih baik.