Pendidikan kita masih bersifat tebang pilih dan belum benar-benar terintegrasi dengan baik. Karena di sekolah kepala sekolah bukannya fokus benahi sekolah dan sistem pembelajarannya tetapi hanya urus uang.
Guru melimpah. Tetapi apa berkualitas, masih harus dibuktikan. Padahal banyak guru yang telah memperoleh sertifikat pendidik. Artinya, guru-guru yang punya serdik harus telah menjadi guru-guru profesional.
Sayangnya, hingga kini masih saja kita mendengar ada kepala sekolah yang dipenjara karena Dana BOS. Kalau pun tidak sampai dipenjara, penggunaan dana tersebut barangkali jauh dari peruntukannya.
Dana pendidikan yang besar itu ketika sampai ke bawah bukan digunakan untuk pendidikan tetapi untuk mengenyangkan segelintir orang di sekolah. Ya, akhirnya pendidikan kita begitu-begitu saja.
Guru-guru meskipun melimpah tapi belum maksimal memberi diri untuk pendidikan yang baik. Padahal yang kita harapkan, dengan dana yang besar itu kita bisa menciptakan pendidikan plus bagi bangsa kita.
Belum lagi masih ada dikotomi sekolah negeri dan sekolah swasta. Sekolah negeri menerima fasilitas dan sarana prasarana yang lengkap karena katanya itu milik negara. Sedangkan sekolah swasta, fasilitas dan sarana prasarana minim karena memang tidak dijamin negara. (Semoga saya salah dalam hal ini).
Sebenarnya pemerintah harus memberi perhatian yang sama kepada sekolah negeri atau pun sekolah swasta. Sebab peserta didik di sana semuanya adalah anak-anak ibu pertiwi ini. Mereka adalah putera dan puteri bangsa ini. Masa depan bangsa ini ada di tangan mereka.
Selain masalah di atas, para guru pun harus disadarkan bahwa pendidikan sejati hanya bisa diperoleh melalui interaksi pembelajaran integratif.
Di dalamnya guru-guru karena profesinya yang mulia, mesti mengajar secara maksimal. Guru tidak hanya sekedar mengajar ilmu pengetahuan semata, guru harus lebih dari pada itu. Guru harus mengajarkan kehidupan (Paideia). Sebaliknya, para murid pun harus belajar maksimal.
Kegagalan untuk bisa menggapai pendidikan bermutu lebih disebabkan oleh ketidakmampuan kita menjadi insan pembelajar. Kita belum mampu menjadi inovator kreatif dan pemberdaya hidup produktif.
Plus dari pendidikan bukan berasal dari ijazah atau gelar melainkan dari dedikasi yang didharmakan.